Pertunjukan teater Jalasena Laksamana Malahayati sukses digelar di Graha Bhakti Budaya, kompleks TIM, Jakarta Pusat. Teatrikal tentang sosok pahlawan dari tanah Rencong, tinggal satu show lagi yang berlangsung hari ini.
Pentas yang digelar bertepatan dengan HUT ke-78 TNI Angkatan Laut mengangkat sosok Malahayati sebagai panglima armada laut perempuan pertama di dunia yang berasal dari Kesultanan Aceh Darussalam. Berlatarkan abad ke-16, kisah ini menjadi inspirasi yang diproduseri oleh Marcella Zalianty.
Aktris yang juga menjadi pemeran utama mengatakan sosok Laksamana Malahayati sengaja diangkat karena beberapa alasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa Laksamana Malahayati? Kita ini negara maritim dan identitas kemaritiman kita seiring berjalannya waktu mulai pudar. Kita perlu mengingatkan kembali bahwa kita ini adalah negara maritim yang kuat," ungkap Marcella Zalianty.
Pertunjukan disutradarai oleh Iswandi Pratama dibantu Jay Soebijakto selaku penata artistik, dan Toro Arto sebagai pimpinan produksi. Ikut dilibatkan Nya Ina Raseuki atau Ubiet sebagai pelantun lament dan koreografer senior Hartati sebagai penata gerak, penata musik dipercayakan kepada Indra Perkasa.
![]() |
Ada banyak hal menarik disajikan pada pementasan teaterikal Laksamana Malahayati kali ini. Selain adegan pertempuran kolosal yang menggambarkan prajurit Inong Balee dengan serdadu asing, juga ditampilkannya replika kapal perang ke atas panggung pertunjukan.
"Replika kapal perang merupakan hasil riset selama beberapa waktu dan dihasilkan sebuah bentuk kapal terbuat dari rangka baja yang dapat dibongkar pasang (knock-down) berukuran tinggi 3,5 meter dan panjang 10 meter," kata Jay.
Menurut keterangannya, kapal ini sanggup menampung sampai 10 orang secara bersamaan di dalamnya. "Sewaktu di panggung, nantinya kapal dapat didesain mampu membelah menjadi dua. Kapal menjadi arena pertempuran termasuk ada aksi melompat dari satu kapal ke kapal lainnya," ujar anak dari KSAL pertama, Laksamana R. Soebijakto yang memimpin TNI AL pada 1948.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali selaku Executive Producer mengatakan lewat kisah hidup dan sejarah Laksamana Malahayati terdapat banyak hal bisa dipelajari. "Salah satunya tentang penggunaan kekuatan berbasis maritim (sea power) dalam menjaga kedaulatan dan membangun perekonomian di samping pembangunan infrastruktur maritim, diplomasi maritim, dan kekuatan armada laut," katanya dalam keterangan yang diterima.
(tia/wes)