ART-DONK digelar di Balai Budaya Jakarta sejak 5 hingga 9 Agustus 2023. Puluhan perupa meramaikan di pameran seni tersebut.
Namun ada dua nama perupa wanita yang cukup mencuri perhatian, yaitu Astuti Kusumo dan Vera Lasut. Mereka menjelaskan mengenai karya yang diangkatnya.
Astuti Kusumo merasa bangga dan terhormat bisa terlibat di ART-DONK. Perupa asal Yogyakarta itu memamerkan karya yang berjudul Srikandi Spektakuler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi saya sebagai perupa tidak semata mata hanya membangun jati diri semata namun sudah menjadi tanggung jawab bagi perupa dengan kemampuan daya kritisnya menumbuhkan kepekaannya dalam menyikapi segala permasalahan dalam ruang seni maupun ekosistem diluar lingkup seni itu sendiri," ungkap Astuti Kusumo di Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
"Dalam lukisan saya yang berjudul Srikandi Spektakuler saya ingin bertutur bahwa Sebuah gerak peradaban dunia dari zaman ke zaman sesungguhnya tercermin dalam gerak dinamis para penari," lanjutnya menjelaskan.
"Bagi saya sebagai pelukis yang concern melukis on the spot baik di alam terbuka maupun figur-figur penari merupakan sebuah bagian dari dokumentasi visual yang menjadikan gerak dinamis dalam seni tari ini menjadi abadi. Setidaknya abadi sebagai bagian dari sejarah dan budaya Jawa sebagai saksi dari peradaban dunia yang menjadi landasan agar dapat senantiasa kita jaga dan kita tumbuh kembangkan dan kita selaraskan sesuai dengan kemajuan zaman," jelasnya lagi.
Sedangkan Vera Lasut memamerkan karya berjudul Numinous, sebuah ledakan energi transformasi jiwa. Wanita yang lebih dulu dikenal sebagai aktris dan produser film ini juga menghadirkan The Puppet Master yang disebutnya sebagai lambang cinta seorang ibu terhadap bayi yang dilahirkannya.
"Sebenarnya ini cinta kasih seorang ibu yang pastinya sangat menyayangi anaknya, namun berlebihan. Jadi anaknya itu malah menjadi boneka kesayangan ibunya," katanya.
"Terkadang kita harus menyadari cinta seperti apa yang kita berikan ke anak. Kita mungkin terpikir untuk selalu memberikan yang terbaik buat mereka, tapi yang terbaik itu harus tetap membebaskan mereka untuk menjadi diri sendiri," lanjut Vera Lasut.
Karya tersebut dibuatnya di tengah kesibukannya di dunia layar lebar. Ia berharap bisa menggelar pameran tunggal untuk karya berikutnya.
"Aku ke depannya mudah-mudahan bisa pameran tunggal sendiri. Yang aku harapkan dari lukisan itu aku bisa cerita tentang apa saja ke orang-orang yang melihat lukisanku di pameran. Karena lukisan itu kan bisa juga sebagai media kita menaruh cerita tentang kehidupan dan ekspresi perasaan kita," tandas Vera Lasut.
(dar/tia)