Sepeninggal Rusdy Rukmarata, musikal Ken Dedes menjadi warisan terakhir yang digarapnya. Selain pagelaran kolosal Ken Dedes yang bakal dipentaskan ulang pada September, ada satu pementasan yang direncanakannya.
Pementasan itu rencananya bakal digelar di Festival Musikal Indonesia kedua yang berlangsung pada Oktober di Ciputra Artpreneur dan kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Waktu sakit, Rusdy sudah bilang ke Nara, Ara, dan teman-teman EKI Dance Company, minta bikin cerita soal Si Manis Jembatan Ancol. Sudah kasih tahu mood lagunya, biasanya kalau mau bikin lagu mood-nya kayak begitu, mood-nya kayak gini nih," kata produser EKI Dance Company, Aiko Senosoenoto, ketika diwawancarai di Ciputra Artpreneur Gallery 3, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal, Rusdy sudah merencanakan mengenai naskah utamanya dan adegan-adegan utama.
"Harus ada adegan ini, begitu. Itu sudah terpikir sejak awal, penulis naskah juga harus nyambung ke pilar yang ada. Harus klimaks dan antiklimaks," sambungnya lagi.
Meski sudah merencanakan untuk menggarap musikal tentang Si Manis Jembatan Ancol, sekarang sudah membuat tim untuk Festival Musik Indonesia. "Tapi event ini nanti lebih besar karena kerjasama dengan DKJ dan bakal ada di TIM," katanya.
Rusdy Rukmarata dikenal sebagai pendiri Eksotika Karmawibhangga Indonesia dan juga pandita utama dari Nichiren Shoshu Indonesia (NSI). Ia adalah suami dari Aiko Senosoenoto.
Sejak dekade 1980-an, ia sudah mementaskan berbagai tarian ke mancanegara di antaranya adalah Belanda, Prancis, Spanyol, Inggris, Jepang, Singapura, dan Malaysia. Tidak sedikit dari pementasan itu yang dilakukan dalam event besar yang diikuti ratusan negara. Salah satunya ialah pementasan di Spanyol yang berlangsung dalam event pembangunan berkelanjutan.
(tia/pus)