Nama Isabel dan Alfredo Aquilizan bukan sembarang perupa. Duo seniman suami-istri yang melegenda di kancah seni rupa Asia Tenggara kini karya-karyanya bakal dibuka untuk publik umum mulai 24 Juni 2023 di Museum MACAN, Jakarta Barat.
Pameran tunggal bertajuk Somewhere, Elsewhere, Nowhere menampilkan perjalanan keduanya selama 20 tahun menjadi seniman. Keduanya menghadirkan karya seni instalasi, video art, drawing hingga material sehari-hari yang dipamerkan memenuhi sebagian besar ruang galeri di Museum MACAN.
Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto, mengatakan pameran survei terbesar pasangan seniman ini menjadi peristiwa terpenting di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Duo seniman ini sukses mengembangkan dan mempengaruhi seni rupa kontemporer di Asia. Pameran ini memuat perjalanan kolaboratif artistik mereka dan kami bangga telah bekerja menyukseskan project ini selama berbulan-bulan lamanya," kata Aaron Seeto saat jumpa pers di Museum MACAN, Kamis (22/6/2023).
Isabel dan Alfredo Aquilizan banyak menggunakan bahan-bahan sederhana untuk berkarya. Di antaranya sendal jepit, kardus, sikat gigi, sampai beragam object yang ditemui di studio mereka.
"Indonesia menjadi negara yang penting bagi Isabel dan Alfredo. Ada karya seni yang dibuatnya terinspirasi dari kedatangan mereka saat menjalani residensi di Yogyakarta," tutur Aaron Seeto.
![]() |
Salah satunya karya seni instalasi Birdcage atau Dalam Sangkar yang dibuat keduanya saat menjalani residensi di Yogyakarta. Di sana, mereka juga bekerja sama dengan artisan dan seniman-seniman Indonesia.
"Di satu sisi, karya mereka yang membicarakan ulang tentang makna rumah dan keluarga membuka percakapan lebih luas lagi. Kami juga membuka ruang seni anak yang terinspirasi dari karya mereka," katanya.
Isabel menuturkan perjalanan kekaryaan artistik bersama suaminya Alfredo Aquilizan sejak 20 tahun yang lalu, tak terpikir bakal sampai sejauh ini.
"Dari 2006 kami pindah ke Australia dan terlibat dalam bienal, kami nggak menyangka bisa memboyong karya-karya dan berbicara banyak hal kepada publik global," tambah Isabel.
![]() |
"Pameran ini membutuhkan waktu lama bagi kami. Kami sangat senang, kami pikir inilah dunia yang kami bicarakan tentang memori dan pengalaman yang kami lewati dengan berbagai object dari seri karya yang bertumbuh inilah, kami senang menghadirkannya bagi pengunjung Indonesia," timpal Alfredo Aquilizan.
Isabel dan Alfredo Aquilizan mulai aktif berkarya sejak 1990-an dan 2000-an saat seni rupa kontemporer di Asia Tenggara tengah berkembang. Sepanjang praktik kolaboratifnya, Isabel dan Alfredo telah menciptakan karya instalasi berskala besar yang menyoroti gagasan mengenai rumah dan keluarga, identitas dan kepemilikan, perjalanan dan perpindahan, merasakan kehadiran dalam ketiadaan, dan akumulasi ingatan.
Melalui material dan objek yang berasal dari pengalaman pribadi, pasangan ini mengundang kita ke dalam narasi kompleks yang menghubungkan kita dengan sejarah dan geografi. Sejumlah karya Isabel dan Alfredo telah menjadi koleksi dari MAIIAM Museum of Art, Chiang Mai, Thailand, 21st Century Museum of Contemporary Art, Kanazawa, Jepang, Singapore Art Museum, Singapura, The Cultural Center of the Philippines, Manila, Filipina, dan MSK, Museum of Fine Arts Ghent, Gent, Belgia.
(tia/wes)