Indonesia Dance Company (IDCO) kembali unjuk gigi. Setelah terdampak karena pandemi, platform bagi penari Tanah Air bakal menggelar pementasan bertajuk The Dance of Life pada 25 Juni di Teater Jakarta, kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Dari beragam tarian yang dihadirkan, salah satunya koreografer IDCO menampilkan Papua Penuh Cinta ciptaan Rayen dan Ari Prajanegara.
Direktur Artistik IDCO, Claresta Alim menuturkan gerakan tari yang dihadirkan dalam koreografinya dipadukan antara balet, hip-hop, dan kontemporer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang kota kalau melihat orang Papua selalu dibilang primitif tapi dengan rasa cinta Indonesia, kita mau menghadirkan kalau tarian tradisional Papua juga oke banget. Budaya juga oke," ungkapnya ketika diwawancarai detikcom di kawasan Duri Kepa, Jakarta Barat, pada Jumat (9/6/2023).
Seni tradisi Papua, lanjut dia, jarang diangkat dalam panggung pertunjukan. Nantinya dalam pementasan The Dance of Life ada 5 orang Papua yang bakal menari bersama dengan para penari IDCO.
"Antara hip-hop, modern, kontemporer, dan tradisional juga kami padukan dalam pentas ini," ungkapnya.
Menurut perempuan yang akrab disapa oleh Tata, koreografer yang menciptakan tarian Papua Penuh Cinta adalah guru yang mengajar di sekolah Marlupi Dance Academy (MDA). Setiap kali memproduksi pertunjukan, ia selalu mengajak para pengajar untuk membuat kreasi gerakan.
"Kebetulan koreografernya sudah mengajar di Marlupi cabang Tebet sejak 5 tahun lalu. Jadi sebenarnya, IDCO ini bisa juga menjadi ajang showcase," tambah Tata.
Dalam The Dance of Life ada sekitar 50 penari bakal berpartisipasi menarikan 9 tarian dalam dua babak. Dibuka dengan Swan Lake, Satanela, Flames of Paris, Le Corsaire, Don Quixote, dan Rain.
Babak kedua para penari bakal unjuk gigi melalui tarian berjudul Titik Koma, Diyanti, Papua Penuh Cinta, Argani, dan Its Showtime. Tarian-tarian tersebut diciptakan oleh Fifi Sijangga, Siko Setyanto, Siti Soraya, Rayen, dan Ari Prajanegara.
(tia/pus)