Pementasan teater monolog Drupadi segera dihelat malam ini, Sabtu (3/6/2023), di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Pertunjukan yang bertajuk 'Apa Aku Perempuan' itu menghadirkan drama klasik sebagai tragedi baru dalam isu dunia perempuan.
Isu mengenai perempuan dihadirkan dalam bentuk monolog, koreografi, nyanyian, musik, tata cahaya, dan juga permainan teknologi visual.
Sutradara sekaligus penulis naskah Teater Monolog Drupadi, Putu Fajar Arcana, mengatakan Drupadi merupakan representasi dari kehancuran moralitas manusia terendah yang pernah menjadi isu dalam dunia sastra kita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai perempuan tubuhnya dieksploitasi oleh dua kekuatan dominan di dunia, yakni maskulinitas dan kekuasaan atau masculinity is power," katanya.
Kasus-kasus pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan seperti gunung es, yang hanya terlihat puncak-puncaknya. Menurut pria yang akrab disapa Bli Can, laporan dari WHO sepertiga perempuan di dunia, atau sekitar 736 juta orang, pernah mengalami kekerasan dari kekerasan fisik sampai kekerasan seksual.
WHO telah menganalisa data hasil survei di 161 negara antara tahun 2000 sampai 2018 untuk menghasilkan estimasi terbaru. Namun, riset mereka belum memasukkan data selama pandemi Covid-19.
Sejak awal Arcana Foundation berdiri, isu-isu mengenai kekerasan pada perempuan diangkat dalam panggung. Bersama Produser Joan Arcana dan Co-Produser Inaya Wahid, ia telah menampilkan berseri-seri tragedi yang dihadapi perempuan di atas panggung. Sejak mementaskan Repertoar Gandamayu (2012), Tiga Perempuan: Bukan Bunga Bukan Lelaki (2016), Perempuan Dangdut (2017), dan Drupadi (2022).
Pentas ini melibatkan puluhan seniman muda berbakat dari Bali, yang sangat fasih menguasai dasar-dasar seni tradisi. Di antaranya ada 8 penari, yang akan membawakan 4 koreografi karya Jasmine Okubo. Jasmine sepenuhnya menciptakan koreografi baru sebagai upaya tafsirnya terhadap naskah yang ditulis Putu Fajar Arcana.
Ada juga Ayu Laksmi yang menciptakan 2 buah lagu yang nanti akan dinyanyikan oleh Agung Ocha, sebagai pemeran utama monolog. Dalam pentas ini terlibat pula dua musisi muda yang tergabung dalam Kadapat. Mereka adalah Yogi Sukawiadnyana dan Barga Sastrawadi. Keduanya menguasai musik tradisi.
Pentas teater monolog Drupadi digelar pukul 20.00 di GKJ, kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.