Mural Banksy di penjuru dunia menjadi sorotan. Seniman asal Bristol itu juga diketahui kerap melukis atau membuat mural diam-diam di berbagai bangunan dan rumah di negara asalnya.
Salah satu mural bergambar burung camar setinggi 6 meter ada di salah satu sisi rumah di Suffolk. Sejak Banksy membuatnya pada 2021, pemilik rumah yang merupakan pasangan suami istri Garry dan Gokean Coutts telah diganggu oleh pengacau dan dipaksa untuk membayar biaya perlindungan dan pelestarian burung yang menelan biaya U$ 50.000 per-tahun.
Dalam sebuah wawancara dengan The Sun, pasangan itu mengaku dibuat pusing oleh mural ciptaan Banksy tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak yakin apakah Banksy mengetahui konsekuensi yang tidak diinginkan para pemilik rumah. Jika kita bisa memutar balik, kita akan memintanya untuk tidak membuatnya," katanya.
Dia mengaku harus mengecat mural, memperbaiki mural yang dipotong oleh pencuri, retakan di dinding, dan anggota dewan daerah yang rese. Setelah pencurian, mereka harus menyewa satpam untuk menjaga mural di malam hari dengan biaya sendiri.
Satu-satunya jalan, lanjut dia, adalah menghapus mural seberat 22 ton, sebuah usaha besar yang selama sebulan terakhir memperkuatnya dengan 12 lapis resin, fiberglass, lima ton baja, dan menggunakan derek 40 kaki untuk mengambilnya.
"Saya harap menjualnya dengan harga sekitar Rp 3,7 miliar. Kami hanyalah orang biasa, jadi kami hanya ingin menjualnya dan menghasilkan sesuatu dari mural Banksy," katanya.
Pada 2021, mural Banksy yang menggambarkan seorang gadis muda menggunakan ban sepeda saat hula-hoop dilepas dari dinding bata di Nottingham, Inggris. Pemilik rumah menjualnya ke galeri seni Brandler yang berbasis di Brentwood, Inggris.