Warisan Terakhir Nano Riantiarno dalam Dunia Teater

Warisan Terakhir Nano Riantiarno dalam Dunia Teater

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 20 Jan 2023 09:32 WIB
Pendiri Teater Koma Nano Riantiarno
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta -

Dunia teater Indonesia tengah berduka dengan kepergian pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno. Sutradara Sampek Engtay itu tutup usia di umur 73 tahun di kediaman pribadinya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, tadi pagi.

Sejak 27 Desember 2022, Nano Riantiarno dirawat di RS Kanker Dharmais, kawasan Jakarta Barat. Setelah sempat dioperasi tumor bagian paha, diketahui ada cairan yang menyebar di bagian paru-paru. Hampir 3 pekan dirawat, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk menjalani rawat jalan sejak awal pekan ini.

Putra sulung Nano dan Rangga Riantiarno, Rangga Bhuana menuturkan di akhir hayatnya, ayahnya masih berkarya dan menggarap sebuah naskah teater. Skenario pertunjukan itu dikirimkan ke Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun lalu dan berhasil memenangkan Sayembara Naskah Teater DKJ 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baru banget menang sayembara naskah teater DKJ yang judulnya 'Matahari dari Papua'," ungkap Rangga Bhuana ketika diwawancarai detikcom, Jumat (20/1/2023).

Rangga menuturkan rencananya naskah itu bakal dipentaskan November tahun. "Rencananya seperti itu, kami akan pentaskan November tahun ini," tegasnya lagi.

ADVERTISEMENT

Menurut keterangan Rangga, sosok Nano Riantiarno dikenal sebagai ayah yang tegas dan penyayang. Nano juga menjadi tauladan bagi anak-anaknya namun jika diibaratkan sebagai tokoh teater, Rangga punya pandangan lain.

"Kalau sebagai tokoh teater itu puncak yang dituju ya. Salah satu puncak yang harus coba dikehendaki," ungkapnya.

Norbertus Riantiarno atau akrab disapa Nano Riantiarno dikenal sebagai sosok pendiri Teater Koma yang didirikannya sejak 1 Maret 1977. Aktor sekaligus penulis naskah kelahiran Cirebon pada 6 Juni 1949 itu pernah mengenyam pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) Jakarta dan bergabung dengan Teguh Karya serta Teater Populer.

Di panggung seni teater, nama Nano bukan isapan jempol belaka. Sejak dekade 1970-an, ia berkeliling Indonesia dan mancanegara untuk belajar mengenai teater.

Dia pernah berkunjung ke negara Skandinavia, Inggris, Perancis, Belanda, Italia, Afrika Utara, Turki, Yunani, Spanyol, Jerman, dan Cina. Nano juga dikenal sebagai pendiri Majalah Zaman pada 1979 dan menjadi pemimpin redaksi Majalah Matra mulai 1986.

Simak Video 'Kabar Duka, Pendiri Teater Koma Meninggal Dunia':

[Gambas:Video 20detik]



(tia/wes)

Hide Ads