Mengenang Sri Astari Rasjid, 5 Patung Kebayanya Mejeng di Jakarta

Mengenang Sri Astari Rasjid, 5 Patung Kebayanya Mejeng di Jakarta

Tia Agnes Astuti - detikHot
Sabtu, 17 Des 2022 11:28 WIB
Patung Kebaya karya mendiang Sri Astari.
5 Patung kebaya karya Sri Astari Rasjid di Jakarta. Foto: Agnes/detikHOT
Jakarta -

Sri Astari Rasjid meninggal dunia pada 11 Desember di Singapura. Seniman kontemporer yang juga berprofesi sebagai diplomat di akhir hayatnya dikenal sebagai perupa yang kerap menampilkan simbol feminin dan maskulin dalam karya-karyanya.

Di penghujung usianya, Sri Astari Rasjid turut berpartisipasi dalam pameran wastu/loka/kala yang diselenggarakan di ajang artina.Sarinah. Ruang pamer seni terbaru yang ada di tengah Ibu Kota yakni Gedung Sarinah Thamrin lantai 6 menampilkan lebih dari 30 karya seniman Tanah Air yang mengusung tema Nusantara.

Kurator pameran watu/loka/kala, Agung Hujatnika, mengaku nama Sri Astari Rasjid sengaja diundang karena ciri khas karya dan identitas yang ditampilkannya sebagai seniman sejak 3 dekade yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sengaja mengundang Sri Astari Rasjid sebagai salah satu seniman dalam pameran kali ini karena jelas sekali karya-karyanya selalu menampilkan tema Nusantara dan khazanah khas Indonesia," tutur Agung ketika diwawancarai detikcom.

Agung menuturkan sebelum eks Dubes untuk Bulgaria, Albania, dan Makedonia pada 2016-2020 itu meninggal, patung dan karya seni instalasi Armour of Change sudah dipilih.

ADVERTISEMENT

"Ini bukan karya yang pertama kali ditampilkan di hadapan publik, tapi sudah seri kesekian yang diperbaharui. Kebaya ini jelas simbol feminin yang biasa dipakai oleh perempuan Jawa dan di bagian tengah ada jimat-nya atau bros yang dipakai," terang Agung.

Kurator seni yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat, masih ingat betul di akhir dekade 1990-an, Sri Astari Rasjid, pernah menghebohkan publik dengan seri perempuan mengenakan kemben. Pameran yang digelar di Jakarta itu menjadi pembicaraan karena berpartisipasi dalam isu kekerasan seksual yang marak terjadi pada kaum Hawa.

"Dari seri kemben itu, selanjutnya almarhum mulai bereksplorasi dengan seri Kebaya lalu potret dirinya. Simbol perempuan berkebaya adalah salah satu seri yang paling terkenal dibuat," sambungnya.

Dalam skena seni rupa kontemporer, Sri Astari Rasjid menjadikan kebaya sebagai simbol 'baju besi bagi jiwa'. Sepanjang kariernya, tradisi Jawa sangat melekat dalam kesehariannya dan kental ada di keluarganya.

Dalam sebuah wawancara kepada detikcom semasa hidupnya, lulusan Seni Universitas Minnesota dan Royal College of Art di London itu mengatakan karya-karyanya merefleksikan pemikirannya tentang politik, masyarakat, serta budaya yang bersinggungan dengan feminin dan maskulinitas.

"Tapi saya tidak menganggap sebagai seorang seniman feminis. Melalui seni, saya berharap bisa menginspirasi orang lain," tukasnya.

Patung Armour of Change karya Sri Astari Rasjid bisa disambangi di pameran seni wastu/loka/kala sampai 17 Februari 2023 di lantai 6 Gedung Sarinah Thamrin yang diselenggarakan oleh Mojisa Creative.




(tia/pus)

Hide Ads