Menikmati Pameran Memoar Para Perupa TIM

Menikmati Pameran Memoar Para Perupa TIM

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 11 Okt 2022 19:40 WIB
Pameran Seni Memoar Para Perupa TIM
Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta -

Kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) kembali dibuka untuk publik umum dengan wajah baru. Berbagai sudut di TIM kini dihiasi dengan aktivitas para pencinta seni dan masyarakat umum.

Di Galeri Emiria Soenassa, Gedung Ali Sadikin, kompleks TIM, tengah digelar pameran seni bertajuk Memoar Perupa TIM. Dibuka pada 16 September dan berlangsung hingga 12 Oktober 2022, ada karya seni apa saja yang bisa dipamerkan?

Sebagian besar karya yang dipamerkan adalah ciptaan anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) maupun dosen senior Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ada patung-patung karya Dolorosa Sinaga, lukisan karya Rusli, perkembangan desain grafis di Jakarta sampai karya seni kontemporer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di salah satu ruang pamer, ada lukisan Srihadi Soedarsono yang berdampingan dengan ciptaan istrinya, Farida Srihadi. Ada lukisan Gunung Kapur (1965) dan Dewatan Bali (1988) yang berdampingan dengan karya Srihadi mulai dari Pantai (1972) sampai Horizon (2020).

Pameran Seni 'Memoar Para Perupa TIM'Pameran Seni 'Memoar Para Perupa TIM' Foto: Tia Agnes/ detikcom

Ada juga ruang pamer perkembangan seni grafis di Indonesia. Dari karya Wagiono Sunarto, karya-karya buatan adik Wagiono, Priyanto Sunarto, sampai S Prinka.

ADVERTISEMENT

Uniknya di salah satu ruang pamer ada lukisan Jim Supangkat yang berjudul Pengumuman. Karya yang dibuat pada 1975 itu berdampingan dengan Patung Bayi yang dibuatnya pada 1974.

Menurut kurator Citra Smara Dewi, pameran Memoar Perupa TIM mengajak untuk mengingat kembali kenangan sejarah melalui karya seni rupa khususnya anggota DKJ pertama di tahun 1968, Akademi Jakarta angkatan 1970, pendidik LPKJ-IKJ era 1970-an sampai terkini.

Pameran Seni 'Memoar Para Perupa TIM'Pameran Seni 'Memoar Para Perupa TIM' Foto: Tia Agnes/ detikcom

"Memoar merupakan bentuk sastra nonimajinatif, berupa kenangan pada satu masa tentang kehidupan seseorang, sosok, tokoh, yang memiliki nilai-nilai. Dalam pameran ini, berkaitan dengan kenangan sejarah melalui karya seni rupa yang diciptakan mereka," katanya.

Pameran ini, lanjut dia, sebagai bentuk kontemplasi dalam mengkritisi wajah baru TIM.

"Seperti pepatah bijak, 'masa lalu hanya ada di masa sekarang', artinya bagaimana kita dapat menilai kualitas seni rupa masa kini tanpa kita memahami kualitas berkesenian di masa silam," sambungnya.

Karya-karya yang dipamerkan merupakan koleksi dari berbagai instansi, baik pemerintah, swasta maupun individu yaitu DKJ, GNI, Museum Seni Rupa dan Keramik Prov DKI, FSRD IKJ, Nasirun Studio, Galeri keramik F Widayanto, dan Art Sociaetes-Lawangwangi.




(tia/dal)

Hide Ads