Under the Volcano: Ketika Tradisi Minangkabau Bersatu dengan Teater

Under the Volcano: Ketika Tradisi Minangkabau Bersatu dengan Teater

Tia Agnes Astuti - detikHot
Sabtu, 27 Agu 2022 15:04 WIB
Pertunjukan Under the Volcano di Ciputra Artpreneur Theatre Digelar 27 Agustu pukul 16.00 dan 20.00 WIB.
Pertunjukan Under the Volcano. Foto: Courtesy of Bakti Budaya Djarum Foundation
Jakarta -

Under the Volcano bukan sembarang pertunjukan teater biasa. Setelah tertunda dua tahun, Bumi Purnati Indonesia dan Ciputra Artpreneur yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation, akhirnya bakal menggelar pementasan hari ini di Ciputra Artpreneur Theatre.

Sebelum digelar untuk publik, awak media diberikan kesempatan untuk menontonnya terlebih dahulu pada Jumat (26/8). Pentas berdurasi 1,5 jam itu memperlihatkan kolaborasi apik antara seni tradisi khas Minangkabau, teater, dan koreografi tarian yang dimainkan oleh seniman dari Komunitas Seni Hitam Putih asal Padang Panjang.

Selama pertunjukan, penonton bakal dimanjakan oleh berbagai artistik panggung yang tak biasa. Para penari dan pemain tidak segan-segan memakai tangga untuk berakting dan seakan-akan berakrobat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka menaiki tangga satu per satu lalu berpose yang membuat penonton deg-degan. Dalam setiap adegan, selalu ada simbol tangga bertingkat dan juga payung.

Panggung juga tidak terasa sepi karena diisi oleh layar teknologi dengan lighting yang membuat terpukau.

ADVERTISEMENT

Pementasan yang disutradarai Yusril Katil ini merupakan sebuah karya yang mengangkat tema bencana alam. Terinspirasi dari Syair Lampung Karam karya Muhammad Saleh yang ditulis pada 1883.

Komunitas Seni Hitam Putih yang berasal dari Padang Panjang melihat apa yang digambarkan Muhammad Saleh dalam syairnya sangat relevan dengan situasi di kampung halaman mereka yang harus selalu waspada terhadap bencana alam karena kontur geografis yang dikelilingi gunung berapi.

"Pertunjukan Under the Volcano merupakan sebuah pengingat bagi masyarakat Indonesia bahwa bencana alam akan selalu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat karena lokasi geografis yang terletak di lintasan ring of fire," ungkap Yusril Katil.

Dalam pementasan kali ini, Komunitas Seni Hitam Putih menggaet Jajang C Noer sebagai narator dalam beberapa adegan. Pentas ini juga dikomposeri oleh Elizar Koto dengan dramaturgi Rhoda Grauer.

Under the Volcano, ungkap Yusril Katil, proses latihannya sudah berjalan sejak lebih dari satu dekade ketika perdana dipentaskan di Teater Olympic di Beijing.

"Kami latihan sudah lama sekali, bahkan 3 tahun pertama para pemain kami asuransikan tubuhnya karena latihan menggunakan properti yang takut-takut membuat kecelakaan dan memang benar-benar kejadian," katanya.

Pentas Under the Volcano digelar pertama kali di Olimpiade Teater ke-6 di Dayin Theatre, Beijing, Tiongkok pada 7 dan 8 November 2014. Selanjutnya, pada 21-23 April 2016, Under the Volcano kembali mengulang kesuksesan saat pementasan di TheatreWorks, Singapura.

Pertunjukan yang ketiga diselenggarakan pada 24 November 2018. Under the Volcano juga ditampilkan pada perhelatan budaya Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF) 2018 di Panggung Akshobya Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Pentas yang kelima kalinya digelar ini bakal dihelat di Ciputra Artpreneur Theatre, Lotte Shopping Avenue lantai 11, Jakarta Selatan hari ini sebanyak dua kali, pukul 16.00 dan 20.00 WIB. Tiketnya dibanderol seharga Rp 1.350.000 (VIP), Rp 1 juta (diamond), Rp 750 ribu (gold), Rp 500 ribu (silver), dan Rp 250 ribu (bronze).




(tia/pus)

Hide Ads