Pameran seni rupa kontemporer bergengsi di Eropa, documenta fifteen, yang berlangsung di Kassel, Jerman, baru saja dibuka pada 18 Juni. ruangrupa mencetak sejarah sebagai direktur artistik pertama yang berhasil lolos seleksi untuk menyeleksi para seniman di ajang documenta fifteen.
documenta fifteen yang baru saja dibuka dan diapresiasi diterpa isu tak mengenakkan. Karya seni instalasi ciptaan Taring Padi asal Yogyakarta yang dipamerkan di depan bangunan Friedrichsplatz dituduh anti-Semitisme atau sebutan bagi anti-Yahudi.
Karya seni instalasi itu berisi spanduk Keadilan Rakyat yang dibuat pada 2002. Kontroversi pun terjadi di kalangan masyarakat Eropa sampai kini telah ditutupi kain hitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal pembukaan, para pemimpin documenta membuat keputusan untuk menutupi dengan potongan kain hitam. Tak cuma itu, pejabat di kota Kassel menegaskan karya itu akan dihapus.
Direktur Documenta, Sabine Schormann, dalam keterangan resmi di situs mengatakan bersama ruangrupa, tim artistik, dan para seniman yang berpartisipasi menjanjikan tidak ada karya seni anti-Semit dalam documenta fifteen.
![]() |
"Kalau tidak, kami akan turun tangan. Sayangnya, kami tidak menepati janji. Ini seharusnya tidak terjadi," ungkapnya.
Ketika citra anti-Semit di karya seni instalasi Taring Padi ditemukan, dia mengaku langsung berdiskusi dengan semua orang yang terlibat. Sebagai langkah awal, penyelenggara documenta memutuskan untuk menutupi lukisan dan memberikan penjelasan tentang keadaan di sekitar penciptaan karya yang dibuat di Indonesia.
"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa semua yang terlibat sangat menyesal telah melewati batas dan menyakiti perasaan. Kami juga meminta maaf atas fakta bahwa penggambaran anti-Semit tidak dikenal sebelum karya itu dipasang," sambungnya.
Langkah selanjutnya dari Dewan Pengawas documenta adalah menurunkan spanduk tersebut. Dia menegaskan penggambaran anti-Semit tidak mendapat tempat di Jerman, di pameran seni maupun secara global.
"Dengan menghormati keragaman latar belakang budaya, dialog yang dimulai dengan documenta lima belas akan dilanjutkan," tegas Sabine.
![]() |
Spanduk Keadilan Rakyat yang dibuat tahun 2002 itu adalah bagian dari melawan militerisme dan kekerasan selama 32 tahun era kediktaroran Soeharto di Indonesia. Semua tokoh yang tergambar pada spanduk itu mengacu pada simbolisme yang tersebar luas dalam konteks politik Indonesia.
Tuduhan anti-semitisme dalam documenta fifteen bukan pertama kali terjadi. Sebelum dibuka, dalam sebuah posting blog anonim, ada aliansi melawan antisemitisme dan mengkritik ruangrupa.
Karena ada kolektif seniman Palestina yang terlibat dalam pameran itu, yang para senimannya mendukung aksi boikot budaya Israel, yang di Jerman sendiri ditolak oleh parlemen Bundestag sebagai aksi antisemitisme.
Menyusul tuduhan itu, ruangrupa telah merilis pernyataan di mana mereka menolak pelanggaran terhadap kebebasan artistik, namun mendukung netralitas politik dan menyatakan kesediaan mereka untuk terlibat dalam dialog.
(tia/nu2)