.webp)
Nama Anna Delvey yang juga disebut sebagai penipu ulung di dunia seni, sekarang sedang berada di dalam bui atau tahanan. Lama tak terdengar namanya setelah sosoknya diangkat oleh Netflix menjadi serial televisi, dia kini membuka pameran seni.
Pameran seni berjudul Allegedly digelar di Bar Chrystie di Hotel Umum, New York, AS.
Sebelum eksibisi dibuka, acaranya diliput secara luas oleh awak media seperti New York Post, Daily Mail sampai The Rolling Stones. Berbagai majalah seni tak luput membicarakan mengenai pameran Anna Delvey.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pameran solo Anna Delvey disebut sebagai puncak kariernya sebagai seorang seniman, kurator, dan juga pegiat seni. Meski sebagian besar lainnya mencaci maki pameran seninya.
"Seseorang menyebut peristiwa itu sebagai 'kematian budaya' tapi itu adalah puncaknya. Seorang sosialita di balik jeruji besi? Itu sangat budaya pop," kata Gutes Guterman, salah satu pendiri Drunken Canal.
Karya seni Anna Delvey adalah sketsa pensil sederhana di atas kertas dengan lengkungan lucu yang dia buat di tahanan Orange County. Beberapagambar adalah surat kabar palsu berjudul The Delvey Crimes atau The Delvey Journal.
Anna Delvey yang diwakili oleh Chris Martine salah satu pendiri Founders Art Club, mengatakan banyak press Amerika yang menghadiri acaranya.
"Dia (Anna Delvey) mengambil jalan pintas dan melakukan hal-hal ilegal, dia membuat kesalahan dan akhirnya masuk penjara karena itu," kata Martine.
"Tapi kali ini dia mencoba memasuki dunia seni dengan cara yang berbeda-sebagai seniman. Dan dia jelas memiliki bakat," sambungnya.
Nama Anna Sorokin atau Anna Delvey dikenal sebagai seorang penipu yang menipu kalangan atas kota New York, AS. Popularitasnya kembali mencuat usai kisah hidupnya diadaptasi jadi serial televisi oleh Netflix.
Di balik nama Anna Delvey yang dicap sebagai penipu, ia s menjual 20 karya seni ciptaannya dengan total seharga Rp 143 juta.
Pada tayangan Netflix itu dikisahkan jika seorang wanita bernama Anna Delvey atau Sorokin adalah seorang gadis muda yang mengaku sebagai pewaris kekayaan dan berteman dengan sosialita kelas atas.
Antara 2013 dan 2017, pewaris palsu itu menipu masyarakat New York, sebelum akhirnya dihukum karena menipu hotel, restoran, bank, dan operator jet pribadi lebih dari 200 ribu USD atau senilai Rp 2,9 miliar.
(tia/pus)
