Pandemi COVID-19 membawa banyak dampak bagi pentolan Sigur Ros, Jonsi. Selama pandemi, ia tidak bisa balik ke negara asalnya di Islandia dan terpaksa tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat.
Tapi pandemi tidak membuatnya murung dan berserah diri. Jonsi membuat sejumlah karya seni yang kini sedang dipamerkan.
Dalam ruang galeri tersebut, ia membuat karya seni instalasi yang dibuat untuk memanggil gunung berapi. Ia membuat seruangan dengan pengeras suara dan anak tangga logam yang diatur dalam layanan Hrafntinna (Obsidian).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian besar karya saya dibuat di Los Angeles selama dua tahun karena COVID-19," kata Jonsi, dilansir dari ArtNews, Jumat (12/11/2021).
Dia menceritakan sejak pandemi tidak bisa balik ke Islandia dan melihat keluarga serta teman-temannya karena sistem lockdown.
"Saya tidak bisa melihat letusan Fagradalsfjall, gunung berapi Islandia yang mulai memuntahkan lava setelah ribuan tahun tidak aktif sejak musim seni tahun lalu," katanya.
"Saya hanya melihat letusan ini melalui teman dan keluarga saya yang mendaki ke sana. Saya berada di Los Angeles, dengan matahari bersinar dan berharap bisa melihatnya dan menciumnya," sambung Jonsi.
Di dalam karya seni instalasi tersebut, Jonsi juga membangkitkan suara aktivitas vulkanik yang sebagian besar diambil dari album barunya, Obsidian. Seluruh ruangan pun dipenuhi dengan aroma layaknya gunung berapi.
Kemudian, dia juga menumbuhkan jamur dan meletakkan resin di atasnya.
"Saya memasukkan semua jenis kotoran ke dalam kantong plastik selama beberapa minggu, barang-barang yang berfermentasi seperti youghurt. Baunya benar-benar mengerikan," kata Jonsi.
Karya lainnya, Eldjall (Volcano) juga menggabungkan antara suara dan musik yang sedih serta melankolis di bawah permukaannya. Di ruangan lainnya ada karya seni instalasi Solgos (Solar Flare) yang menampilkan suara keras dan efek cahaya yang menyala di tengah aroma lain, disebut dengan geosmin.
(tia/wes)