Meliantha Muliawan Menangkan Penghargaan Seni Tahunan UOB

Meliantha Muliawan Menangkan Penghargaan Seni Tahunan UOB

Tia Agnes - detikHot
Sabtu, 30 Okt 2021 12:24 WIB
Meliantha Muliawan
Foto: (dok. ist)
Jakarta -

Seniman asal Pontianak, Kalimantan Barat, Meliantha Muliawan melalui lukisan Even After Death, The Departed Lives Life berhasil memenangkan penghargaan seni tahunan, UOB Painting of the Year 2021. Ia mendapatkan hadiah senilai Rp 250 juta.

Karyanya juga berkesempatan dikompetisikan di tingkat Asia Tenggara dan melawan seniman rival lainnya dari Singapura, Thailand, dan Malayasia pada 26 November 2021. Meliantha juga bisa memilih melakukan residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum di Jepang atau di UOB Art Gallery, Shanghai, China.

Perupa berusia 29 tahun itu membuat karya yang terinspirasi dari budaya Tionghoa yang diwariskan secara turun temurun antar generasi namun sayangnya jarang dipraktikkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mau mengingatkan masyarakat Indonesia akan ritual budaya Tionghoa soal membakar kertas joss. Ini adalah tradisi sebagai bentuk penghormatan kepada leluhut tapi seakan terlupakan," katanya saat malam penganugerahan, Jumat (30/10/2021).

Kertas joss, lanjut dia, juga menjadi penanda atau penghubung antara kematian dan kehidupan. Lukisan ciptaannya juga mengangkat isu sejarah porselen dari abad ke--15 Dinasti Ming.

ADVERTISEMENT

Dia menciptakan replika porselen dan menggunakan bahan menyerupai kertas (tvyek) untuk membordirnya di atas medium seukuran 110 sentimeter x 150 sentimeter.

Melianta menceritakan karya seninya itu terinspirasi dari pecahan porselen Dinasti Ming abad ke-15 yang ditemukan di Laut Jawa. Dia mengaku menerimanya dari seorang teman. Tradisi pembakaran kertas joss juga diakuinya menjadi gagasan saat ia sedang mengirim barang-barang material kepada kerabat yang telah meninggal dunia.

"Saya berharap melalui karya seni saya dapat mengingatkan orang lain mengenai akar sejarah kita sebagai upaya menghormati leluhur yang ada," ungkap seniman lulusan ITB Bandung.

Tim dewan juri yang terdiri dari dosen ITB sekaligus kurator independen Agung Hujatnikajennong, kolektor seni Natasha Sidharta, dan pendiri Institut Seni dan Masyarakat Cemeti Mella Jaarsma memuji karya pemenang tersebut.

Agung Hujatnikajennong mengatakan proses seleksi kali ini terdiri dari empat hal yang dikurasi yakni pesan, kreativitas, komposisi, dan teknik. "Kebaruan atau gagasan baru juga hal yang kami nilai. Kalau pun gagasannya tidak baru tapi bagaimana ia menyampaikan gagasan lewat karyanya tersebut," katanya saat jumpa pers virtual.

Menurut Agung, karya Meliantha Muliawan yang menggunakan teknik bordir pada tyvec telah menggambarkan konsep yang kuat untuk melestarikan identitas budaya.

"Visualisasinya akan porselen dari dinasti kuno juga menandakan pentingnya upaya melindungi jati diri kita akan tradisi dari generasi sebelumnya," tukasnya.

Selain Melianta Muliawan, di kategori established artist atau seniman profesional juga diraih oleh Dian Suci Rahmawati lewat What is Your Gold, Prihatmoko Moki di karya Primbon Betaljemur Adammakna, dan I Made Wahyu Senayadi di Spirit of Friends #13.

Di kategori seniman pendatang baru ada Chrisna Fernand Darmawan, Karina Budiati Yuwono, Irene Febry, dan Abdul Muis.




(tia/dal)

Hide Ads