Gulali Festival yang digelar oleh Papermoon Puppet Theatre dan Ayo Dongeng Indonesia di awal bulan ini terbilang sukses. Apakah festival persembahan untuk anak-anak Indonesia bakal diselenggarakan lagi?
Pendiri Papermoon Puppet Theatre, Maria Tri Sulistyani atau akrab disapa Ria sebagai penyelenggara Gulali Festival mengiyakan kabar tersebut.
"Akan ada lagi. Pasti," tegas Ria saat berbincang dengan detikcom di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Menurut Ria, jika Papermoon Puppet Theatre dan Ayo Dongeng Indonesia sampai tidak melanjutkan festival tersebut maka mereka seakan berdosa.
"Karena rasanya seperti punya utang. Ketika karya itu lahir, what next. Anak-anak sebagai penonton kita pasti menunggu kita," sambungnya.
Penyelenggaraan Gulali Festival, lanjut Ria, bakal digelar setiap dua tahun sekali, bergantian dengan Pesta Boneka. Jika Pesta Boneka sebagai ruang berkumpulnya para pegiat teater boneka digelar tahun depan, maka Gulali Festival rencananya pada 2021.
Ria menceritakan ide Gulali Festival sebenarnya sudah tertanam di benaknya sejak Papermoon Puppet Theatre berdiri. Tapi cita-cita akhirnya menyeruak lebih kuat sejak empat tahun yang lalu.
Sejak awal, Ria memikirkan apakah ada seni yang inklusi bagi semua umur tanpa pandangan gender. "Coba deh tanya seniman mana yang bikin karya untuk semua umur di Indonesia? Hampir susah banget mencarinya dan anak-anak selalu menjadi minoritas," cerita Ria.
Dia kembali melanjutkan, "Anak-anak selalu marjinal sedangkan kami berpikir seni adalah satu-satunya cara untuk menghaluskan rasa, kenapa nggak sejak kecil mengalaminya."
Ide membuat festival bagi semua umur itu pun diamini oleh Ayo Dongeng Indonesia. Kebetulan pula situasi tak menentu akibat pandemi membuat segala kemungkinan bisa terjadi.
"Di Gulali Festival khalayak Ayo Dongeng Indonesia dan Papermoon beririsan dan kami bisa menjangkau lebih banyak orang lain, lanjutnya.
Hal menarik lainnya adalah melalui Gulali Festival, pihaknya bisa mendengarkan anak-anak dan menyediakan ruang khusus bagi mereka.
"Jadi ini benar-benar kesempatan buat mereka (anak-anak) untuk bersuara. Kita memberikan kesempatan untuk mendengar dan menyiapkan masa depan yang lebih baik dan pertanyaan mereka sangat bagus-bagus," tukasnya.
Gulali Festival merupakan pertunjukan percampuran antara teater boneka, dongeng, musik, tari, dan beragam bentuk seni lainnya. Selama tiga hari penyelenggaraan, festival menghadirkan aneka pertunjukan.
Karya-karya yang tampil di festival ini adalah ciptaan para seniman undangan dari Indonesia dan mancanegara. Para seniman lintas disiplin menghadirkan karya pertunjukan yang sudah terkurasi oleh tim Gulali Festival sejak Agustus 2021.
Simak Video "Papermoon Puppet Theatre Angkat Isu Sampah di Stream Of Memory"
(tia/pus)