"Misalnya adegan ketika ayam harus terban ya, gimana ya caranya. Gerakan wayang ayam begini ya. Kalau mau lompat haru mundur dulu, jadi kita bolak-balik mencoba. Rekam pertama salah, kedua juga. Ketiga baru oke," lanjut Ela.
Usai pertunjukan, penonton yang menonton dengan sistem donasi ada sekitar 120 orang juga terlihat antusias bertanya. Sebagian besar penonton adalah anak-anak.
Gulali Festival digelar sebagai media untuk merayakan kebahagiaan lewat tontonan virtual yang ditonton bersama-sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ria Papermoon dan Ariyo Zidni dari Ayo Dongeng Indonesia mengatakan sudah sejak lama ingin membuat pertunjukan khusus yang disiapkan untuk anak-anak Indonesia.
"Pertunjukan seperti ini belum pernah ada di Indonesia. Kami berbekal pengalaman menggeluti dunia pertunjukan boneka dan dongeng, kami memantapkan diri untuk berkolaborasi membuat festival ini," kata Ria dan Ariyo Zidni.
![]() |
Mereka pun melanjutkan, "Kami mengajak para seniman lintas disiplin untuk ikut terlibat di dalamnya."
Gulali Festival merupakan pertunjukan percampuran antara teater boneka, dongeng, musik, tari, dan beragam bentuk seni lainnya. Selama tiga hari penyelenggaraan, festival menghadirkan aneka pertunjukan.
Bagi kamu yang ingin menonton sampai 3 Oktober 2021, cek jadwal pertunjukan di akun Instagram Gulali Festival ya!
Simak Video "Papermoon Puppet Theatre Angkat Isu Sampah di Stream Of Memory"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/dal)