Pelukis di kawasan Menara Kudus, Jawa Tengah, mulai bangkit di dari pandemi virus Corona atau COVID-19. Pelukis pun mulai memamerkan puluhan hasil lukisan di Taman Menara Kudus.
Dari pantauan, ada 20 lukisan Menara Kudus yang dipajang di kawasan Taman Menara Kudus, Kamis (23/9). Puluhan lukisan itu bertemakan tentang Menara dan Masjid Sunan Kudus dari waktu ke waktu.
Lukisan yang dipajang pun beragam. Ada yang berukuran kecil dan besar. Lukisan paling jadul adalah gambar Menara Kudus tahun 1936. Tidak sedikit pelajar hingga warga pun datang penasaran melihat hasil lukisan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penasaran tadi pas lewat terus mampir ke sini. Lukisan bagus-bagus ya, kayak Menara Kudus yang asli," kata salah satu pelajar Noor Syafinatun Khasanah ditemui di lokasi, Kamis (23/9/2021).
Pelukis, Muhammad Nur Syamsul mengatakan bersama kakaknya, Ahmad Ahid yang juga seorang pelukis mulai bangkit lagi di tengah pandemi. Sebab kata dia selama pandemi pelukis di kawasan Menara Kudus mati suri.
"Ini karena kita bangkit dari pandemi, saya melihat PKL di sini setahunan terdampak pandemi. Inisiatif saya untuk peranan melukis ini buat edukasi pendidikan wisata ya nanti bisa dikumpulkan anak-anak dan bagi pelukis bisa bangkit lagi," ungkap Nur ditemui di lokasi siang ini.
![]() |
Menurutnya, ada alasan memilih teman lukisan tentang Menara Kudus. Pertama untuk mengenalkan nilai peninggalan sejarah hingga mengenalkan arsitektur bangunan perpaduan kebudayaan tersebut. Lukisan Menara Kudus yang paling lama merupakan suasana pada tahun 1936.
"Kenapa kok menara karena arsitektur menara kan ini luar biasa terbaik dan terdepan. Ya terus di samping itu kenapa gambar menara arsitektur budaya bagus luar biasa," terang Nur.
"Generasi galih lah sejarah betul dan baik, karena profil Sunan Kudus itu sosok religi dan antar umat beragama," sambung dia.
Nur mengaku lukisan yang dibuat bermacam tergantung ukuran. Ukuran kecil hingga ukuran paling besar 1 meter x 1 meter. Pembuatannya pun biasanya membutuhkan waktu dari dua hari hingga seminggu.
"Yang kecil dua hari, yang besar membutuhkan waktu seminggu," terang Nur.
Nur mengatakan lukisan yang dibuat bisa dibeli. Biasanya dibuat untuk oleh-oleh wisatawan selepas dari ke Makam Sunan Kudus. Harga lukisan dipatok mulai Rp 25 ribu sampai Rp 7 juta.
"Harga lukisan ini mulai Rp 25 ribu sampai Rp 7 jutaan. Bisa jadi oleh-oleh saat berwisata ke Makam Sunan Kudus," jelasnya.
Dia mengaku menekuni lukisan sejak kecil. Pria kelahiran 1984 mengaku sempat mendapatkan kejuaraan lukisan di Jakarta.
"Awalnya sering disuruh nulis naskah kita pernah dapat tawaran nulis Alquran pernah. Tahun 1997 dapat kejuaraan festival di Istiqlal Jakarta hingga sekarang menekuni lukisan," ungkap Nur.
(srs/srs)