"Ouchh ambil data dari teori NASA soal astronomi. Bisakah manusia hidup di luar bumi, itu pertanyaan dari karya seni publik yang dibuat mereka," kata kurator Wave of Tomorrow 2019, Mona Liem, di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.
Karya berjudul 'Date Gate' itu merupakan 360 derajat visual projection pada kubus raksasa yang kontennya divisualisasikan melalui Artificial Intelligence (AI). Permainan AI tersebut merupakan karya seni publik pertama yang menggunakan data astronomi NASA bahkan mampu menjuarai Muse Creative Award USA 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Display karya seni yang dipajang nanti berdasarkan data algoritma, sensor, dan lain-lain. Ini unik banget untuk dilihat pengunjung Indonesia," lanjut Mona Liem.
Menurutnya, di Indonesia tak banyak yang tahu tentang seni media baru. Sebagian besar publik umum Ibu Kota pastinya datang ke sebuah festival karena karya yang menarik dan Instagrammable.
"Its oke, karena semua orang harus belajar. Nah, saya pikir gunanya Wave of Tomorrow itu dua, ke dalam yaitu memberikan kesempatan seniman-seniman untuk eksperimen dan ke luar untuk mempromosikan seniman seni media baru untuk lebih dikenal," tukasnya.
Wave of Tomorrow 2019 akan digelar di The Tribrata, Dharmawangsa pada 20-29 Desember 2019. Seniman yang berpartisipasi di antaranya Rubi Roesli, Sembilan Matahari, Kinara Dharma x Modulight, Maika, U Visual, Ricky Janitra, Motionbeast, Notanlab, Farhanaz Rupaidha.
Serta 3 seniman mancanegara yakni Nonotak, Tundra, Ouchhh, dan Jakob Steensen.
(tia/doc)