Pria bernama lengkap Andres Busrianto menuturkan kelehaman seniman Indonesia kurang mengeksplorasi nilai-nilai lokal.
"Yang ada kita bagus tekniknya tapi melompat jauh. Segi lokalitasnya kurang," tutur Anagard saat mengobrol di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anagard mengatakan dalam kompetisi seni lukis UOB maupun perlombaan lainnya narasi menjadi suatu hal yang penting. Selain persoalan teknik, material, dan gagasan yang sangat kontekstual.
Ia menceritakan kalau pemenang tahun sebelumnya Suvi punya narasi atau cerita di karya lukisannya. Sebenarnya seniman-seniman Indonesia punya kualitas yang tinggi.
"Ketika saya berhadapan dengan seniman luar. Dibilang wah karyamu Indonesia sekali. Stensil kan teknik global tapi Indonesia sekali. Mempopulerkan nilai-nilai lokal tapi global," katanya.
Anagard mengekspresikan pemikirannya menggunakan campuran gaya tradisional dan kontemporer. Ia menggabungkan berbagai bentuk dan simbol kehidupan untuk menciptakan karya seni yang menarik dan mengundang pemikiran yang lebih mendalam.
Ide karya yang terinspirasi dari rumah ibadah Gereja Ayam di Bukit Rhema, Magelang, Jawa Tengah tak sengaja didapatnya. Anagard melihat orang-orang dari berbagai negara datang untuk mengeksplorasi diri secara spiritual.
(tia/dar)