Selain Sawunggalih, pemilihan tempat acara di sebuah stasiun yang dibangun pada awal tahun 1800 an oleh Belanda itu juga memiliki maksud agar masyarakat juga mengingat sejarah di masa silam. Berbagai pertunjukan musik, lagu hingga tarian pun tersaji dengan apik.
Tema 'Heaven and Earth' yang diambil juga mencoba memberi pemahaman kepada masyarakat untuk lebih bisa mencintai tanah leluhur, lebih membumi dalam bersikap dan berfikir karena bumi leluhur adalah surga yang patut dijaga.
"Purworejo ini adalah kotanya para petinggi hebat dan para jenderal bahkan jenderal perang pada zaman dahulu. Harapannya masyarakat bisa lebih tergugah lagi mencintai aset budaya dan bangga dengan kotanya sendiri, bisa lebih mencintai tanah leluhur karena tanah kita merupakan surga," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu seniman asal Amerika Serikat, Danny Martin merasa senang bisa ikut meramaikan festival. Setelah latihan selama sekitar sebulan, Ia pun tampil apik dengan membawakan musik tradisional asal Bali yang dipadukan dengan musik kontemporer.
"Saya suka musik elektronik dan musik tradisional, makanya saya tampil dengan musik gamelan dari Bali yang saya tampilkan secara remiks, ini saya ekaplorasi," ucap Martin. (tia/tia)