Ada Sejarah Komik Indonesia dari 1925 di Festival Cergam

Ada Sejarah Komik Indonesia dari 1925 di Festival Cergam

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 29 Sep 2019 13:29 WIB
Foto: Tia Agnes
Jakarta - Festival cergam (cerita bergambar yang kini bernama komik) dibuka untuk umum mulai 28 September-20 Oktober 2019. Bagi kamu yang berada di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, singgahlah ke Dia.Lo.Gue Artspace, ada pameran 'Komik itu Baik'.

Pameran berbasis arsip memuat timeline sejarah cergam dari tahun 1925 sampai tahun ini. Menurut kurator pameran 'Komik itu Baik', Hikmat Darmawan, temuan arsip kali ini lebih besar ketimbang pameran 'Equatorial Imagination, Indonesian Comics 1929-2017' di ajang Europalia di Brussels.

"Ada perluasan yang lebih baru, kalau di Europalia kan dari tahun 1929. Ini dari 1925, ada temuan baru dan pendalaman," tuturnya ketika diwawancarai di sela-sela pembukaan di Dia.Lo.Gue Artspace.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Temuan baru yang dimaksud adalah di tahun 1925, lanjut Hikmat, ditemukan adanya pembaca komik Indonesia yang masif.

"Di tahun 1925, ada pembaca komik Indonesia, meskipun secara teknis masih Hindia Belanda ya. Konteksnya kan lokal, orang Indonesia keturunan Tionghoa dan data itu munculnya sebagai urban culture di Batavia. Itu data yang kami dapatkan di Perpustakaan Nasional Indonesia ya," terang Hikmat.

Pada 1929 silam, Majalah Sin Po menerbitkan kartun-kartun dan iklan menggunakan bahasa komik modern. Karakter Put On karya Kho Wang Gie pun rilis di Sin Po sejak tahun 1930 dan diperkenalkan pada publik mulai 1931.

"Put On itu kan komik original bikinan orang Indonesia dan dari situ nama cergam atau komik Indonesia makin dibicarakan publik," terangnya.

KomikKomik Foto: Tia Agnes


Lewat timeline sejarah cergam maupun bagian-bagian lainnya yang ada di pameran 'Komik itu Baik', Hikmat mengundang para pembaca komik, kolektor, mahasiswa, hingga masyarakat untuk berdiskusi kembali dan membuka ruang diskusi.

"Barangkali ada temuan yang lebih awal lagi dari tahun 1925, kami terbuka, dan memang karena alasan itu pameran ada. Wilayah kami ini adalah pengarsipan dan pembentukan ilmu pengetahuan baru. Jadi kami nilai ini ada hajatan bersama dan kumpul-kumpul. Pulang membawa pengetahuan yang lebih beragam," pungkasnya.




(tia/mau)

Hide Ads