'A Life in Shadows', Pameran Fotografi tentang Seni Tradisi Wayang

'A Life in Shadows', Pameran Fotografi tentang Seni Tradisi Wayang

Pradito Rida Pertana - detikHot
Jumat, 06 Sep 2019 18:38 WIB
1.

'A Life in Shadows', Pameran Fotografi tentang Seni Tradisi Wayang

A Life in Shadows, Pameran Fotografi tentang Seni Tradisi Wayang
Foto: Pradito Rida Pertana/ detik.com
Bantul - Melalui pameran seni fotografi dokumenter bertema 'A Life in Shadows', seorang fotografer asal Australia, Constantine Korsovitis ingin meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap seni tradisional di wilayah Asia Tenggara, khususnya pewayangan. Bahkan, dalam pameran ini ia menonjolkan perjalanan dalang dalam melestarikan seni tradisi wayang.

Constantine menjelaskan pameran ini menampilkan lebih dari 80 gambar yang mendokumentasikan salah satu tradisi mendongeng tertua di dunia. Dokumentasi itu, kata Constantine, lebih mengeksplorasi nuansa nilai tradisi, dan kecanggihan teater bayangan atau wayang.

"Kenapa suka wayang? Sebenarnya banyak alasan ya, tapi secara personal saya sudah suka wayang sejak muda. Menurut saya pesan yang disampaikan pada pertunjukan wayang sangat baik dan penuh dengan filosofi," katanya saat ditemui di Galeri R.J Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Jumat (6/9/2019) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Berkaca dari hal tersebut, ia lantas berkeliling ke negara Asia Tenggara untuk mendokumentasikan pertunjukan wayang, khususnya perjuangan para dalang dan pembuat wayang dalam melestarikan seni tradisi teater bayangan di negaranya masing-masing.

"Selama 6 tahun saya mengunjungi negara di Asia Tenggara untuk mendokumentasikan wayang. Hasilnya, masing-masing negara memiliki karakteristik budaya yang berbeda, tapi masih memiliki persamaan dengan penggunaan (cerita) Hindu Ramayana dan Mahabharata sebagai sumber ceritanya," katanya.


"Dan kebanyakan (seni tradisi bayangan) masih ada di (negara) Malaysia, Kamboja, Thailand dan Indonesia. Karena itu foto-foto dalam pameran ini kebanyakan diambil saat saya ke 4 negara tersebut," imbuh Constantine.

Sambung Constantine, pameran ini sekaligus menunjukkan bagaimana rasa semangat para seniman untuk terus menjaga seni tradisi yang sarat akan nilai-nilai kemanusiaan. Terlebih, melongok lebih jauh, para pelaku seni tradisi teater bayangan, khususnya dalang memiliki tantangan tersendiri untuk melestarikan seni tradisi teater bayangan.

"Karena itu, pameran ini menceritakan betapa pentingnya cerita seni tradisi, keterampilan, serta dedikasi yang diperlukan untuk menjadi dalang," ujar Korsovitis.

'A Life in Shadows', Pameran Fotografi tentang Seni Tradisi WayangFoto: Pradito Rida Pertana/ detik.com



Terkait adanya foto bernuansa hitam putih diantara foto-foto lainnya, Constantine menyebut hal itu sebagai penghormatan kepada dalang-dalang kenamaan dalam melestarikan wayang di Indonesia.

"Yang (foto) hitam putih itu adalah foto dalang-dalang terkenal dari indonesia, kenapa hitam putih? Karena mereka master (dalam pewayangan)," ucapnya.

Constantine menambahkan, setelah Yogyakarta, pameran serupa juga akan digelar di Singapura, Sydney, Kuala Lumpur dan Jakarta. Perlu diketahui, pameran fotografi dokumenter 'A Life in Shadows' sendiri berlangsung mulai besok, Sabtu (7/9/2019) hingga hingga tanggal 27 September 2019 di Galeri R.J Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Hide Ads