Dia terpilih untuk mengikuti pameran seni kontemporer dalam program dua tahunan Hobart Current. Mereka bakal membuat karya baru sesuai tema 'Liberty: From Here to Here' dan memajang karyanya pada 2020 mendatang.
"Kami menerima lebih dari 170 proposal dari seniman yang tinggal di Tasmania, antar negara bagian, dan luar negeri. Tingkat respons aplikasi di luar dugaan dan menyenangkan ada banyak ide ambisius yang berkaitan dengan tema tersebut," ujar Rosie Dennies, Direktur Kreatif Hobart Current, dilansir dari situs museum, Jumat (23/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menambahkan, "Hobart Current telah menyatukan seniman kontemporer di ranah seni visual. Saya senang 10 seniman ini beragam dan tak sabar melihat konsep mereka terungkap selama setahun ke depan."
Selain Suryo Herlambang, dari Tasmania adalah Brigita Ozolins, Dexter Rosengrave, Jacob Leary, James Newitt, Sinsa Mansell, Nadege Phillippe-Janon, dan tiga seniman lain dari New South Wales.
Setiap seniman akan menerima biaya profesional sekitar Rp 213 juta untuk mengembangkan karya kreatifnya. Suryo Herlambang lewat akun Instagram mengaku bahagia atas pengumuman tersebut.
"Saya merasa terhormat dapat berpartisipasi di Hobart Current 2020, pameran seni biennale baru di Tasmania, Australia. Ini merupakan dorongan besar bagi saya untuk terus mengembangkan praktik kesenian saya melalui seni pahat. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan ini," tulis Suryo di unggahan terbarunya.
Lewat karya 'Faithful Son', karya Suryo Herlambang membawanya memenangkan Kompetisi Seni Trimatra Salihara pada 2016 lalu. Dia mendapat hadiah residensi ke Tasmania, Australia pada 2017.
(tia/dal)