Perempuan yang belajar balet di Marlupi Dance Academy sejak usia 3 tahun itu memulai perjalanan kariernya di dunia tari sejak tahun 2015. Ia awalnya memenangkan kategori solo dan grup di Dance Prix Indonesia.
Kemudian merambah ke kompetisi Asian Grand Prix, Malaysia International Ballet Grand Prix, dan Asian Elite Dance Competition (Hong Kong). Di tahun 2017, ia juga menerima beasiswa dari Singapore Ballet Academy dan Dutch Summer School.
April 2018, ia menjadi orang Indonesia pertama yang diundang dan memenangkan posisi pertama di final Youth America Grand Prix. Kemenangan keduanya kalinya pun menambah sejarah balerina Tanah Air di luar negeri.
Di kompetisi terakhirnya, Rebecca membawakan salah satu tarian Bali. Diiringi dengan musik dan kostum tradisional, penampilannya pun dipuji kawan-kawan peserta lainnya.
"Ketika ada di backstage, kostum saya sudah beda sendiri. Cara aku latihan dengan musik juga beda karena kan lagunya biasanya kebanyakan piano atau violin klasikal. Itu sudah ada perbedaan sendiri," tuturnya ketika ditemui di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Selasa (9/7/2019).
Peserta lainnya pun sempat bertanya tentang gerakan koreografi khas Bali. "Mereka nanya kok gerakan tangannya gitu, matanya beda banget. Mereka mengapresiasi banget," kata Rebecca.
Dengan membawa nama Indonesia ke tingkat internasional sampai menang, Rebecca mengaku sangat senang. "Bangga banget," lanjutnya.
Pendiri sekaligus Direktur Artistik Indonesia Dance Company, Claresta Alim, juga menambahkan tim dewan juri terpukau dengan kemampuan Rebecca.
"Mereka sampai manggil aku dan bilang senang karena senang ada balerina yang membawakan tarian modern tapi tetap ada sentuhan lokal yaitu bali. Peserta yang menari di kompetisi balet Amerika memang tidak membawa kekhasan masing-masing," pungkasnya.
Tonton Video Berikan Dukungan ke Anak, Sang Ayah Rela Nari Balet di Panggung:
Simak Video "Heboh Ketahuan Video Call dengan Mimi Bayuh, Ini Respons Raffi Ahmad"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/pus)