77 Kelompok Seni Tampil di Festival Lima Gunung Magelang

77 Kelompok Seni Tampil di Festival Lima Gunung Magelang

Eko Susanto - detikHot
Kamis, 27 Jun 2019 16:15 WIB
Foto: Eko Susanto/ detikHOT
Magelang - Sebanyak 77 kelompok seni akan tampil di Festival Lima Gunung (FLG) ke-18. FLG bakal berlangsung pada 5-7 Juli 2019.

FLG ke-18 nantinya berlangsung di Tutup Ngisor, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Di ajangFLG, nantinya ada 77 kelompok seni dari berbagai daerah hingga mancanegara yang meramaikan.

Selain Magelang, ada juga kelompok seni dari Salatiga, Semarang, Temanggung, Wonosobo, Yogyakarta, dan Lumajang. Kemudian, ada juga dari Sukabumi, Sulawesi Selatan, Purbalingga, Indramayu, dan lain-lain. Sedangkan dari mancanegara ada kelompok seni dari Kaori Okado, Jepang dan Victory, Australia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Penanggung Jawab FLG ke-18, Sitras Anjilin mengatakan, Festival Lima Gunung ke-18 yang digelar awal Juli mendatang itu memprakarsai Padepokan Seni Tjipto Boedaja dan didukung para warga setempat.

"Ini di Tutup Ngisor ketempatan Festival Lima Gunung yang ketiga kalinya. Dulu yang ke-7, terus yang ke berapa juga di sini, tapi dibelah jadi dua di sini dan Gunung Andong. Kemudian yang ke-18 khusus di sini dan peserta yang akan mengikuti yang sudah mendaftar. Sudah fix ada 77 grup kesenian akan tampil dari kesenian rakyat di wilayah Magelang juga dari berbagai kota," kata Sitras saat ditemui di Padepokan Seni Tjipta Boedaja, Tutup Ngisor, Dukun, Kabupaten Magelang, Kamis (27/6/2019).

77 Kelompok Seni Tampil di Festival Lima Gunung MagelangFoto: Eko Susanto/ detikHOT


"Peserta terjauh dari Jepang. Terus dari Lima Gunung ada semua. Untuk Lima Gunung ada dari Gejayan, Warangan, Keron, Mantran, Krandegan, dan Bandongan," ujarnya.

Adapun tema Festival Lima Gunung, lanjut Sitras, adalah 'Gunung Lumbung Budaya'. Tema ini diambil karena budaya yang masih bertahan berada di pedesaan.

"Temanya 'Gunung Lumbung Budaya'. Kita merasa bahwa budaya itu yang masih jalan di desa dan gunung identik dengan gunung. Sebetulnya untuk menarik kalau misal orang-orang kota itu sering dolan-dolan ke gunung atau desa melihat bagaimana budaya di desa masih berjalan. Dan mungkin memang budaya lebih ke desa-desa," tuturnya.

Untuk panggung utama, katanya, dengan ketinggian 7 meter serta karya instalasi menggunakan daun kelapa dan daun salak. Panggung utama pun berlatar belakang Burung Garuda dengan lebar 10 meter. Kemudian ukuran panggung yakni 8 x 8 meter dan panggung musik berukuran 4 x 8 meter.

Nantinya, bagi kelompok seni dari luar daerah, katanya, panitia menyediakan penginapan di rumah-rumah warga.

"Untuk dari luar daerah, kami menyediakan penginapan. Penginapan di rumah-rumah warga dan di sini sekitar 60-an rumah sudah semua dibooking untuk penginapan pengisi acara dan tamu," pungkasnya.


(tia/tia)

Hide Ads