Pertunjukan berdurasi sekitar 2,5 jam itu menceritakan 30 tahun setelah 2019 saat kasus korupsi makin merajalela. Sejak awal adegan sudah ada sentilan khas Teater Gandrik.
Salah satunya ketika salah satu pemain menceritakan, "30 tahun yang lalu, sebelum Pilpres ada Joko Subianto dan Prabowo Widodo. Dua-duanya menang ya, yang satu 54 persen, satunya lagi 42 persen."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga ungkapan singkatan Badan Pemakaman Nasional atau BPN. Atau dialog mengenai 'masa lalu jangan diungkit', 'nonton drama presiden-presidenan', atau 'enak zamanku toh, serba murah, nyawa saja sampai murah'.
Pimpinan produksi pertunjukan 'Para Pensiunan 2049', Butet Kartaredjasa, menuturkan memang ada perubahan naskah sesuai peristiwa yang sedang hangat belakangan.
"Ada peristiwa yang juga mengubah naskah. Dari satu penciptaan khas Teater Gandrik yang diasah untuk lebih tangkas, sensitif, dan rajin memperkaya dengan improvisasi," tutur Butet ketika jumpa pers belum lama ini.
Namun Butet menuturkan segala peristiwa yang terjadi di luar panggung sekarang semakin sulit.
"Sumber inspirasi peristiwa ternyata lebih lucu dari Gandrik. Gandrik seperti kehilangan kepercayaan diri, kalah lucu. Jadi ya main arwah-arwahan saja," katanya sembari tertawa. (tia/nkn)