Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Potongan puisi 'Aku' karya Chairil Anwar menjadi lantunan pertama yang dibawakan Adam (Reza Rahadian) dan Hawa (Marsha Timothy) dari atas panggung. Keduanya dimabuk asmara dalam ilusi keindahan surgawi.
Cinta membutakan keduanya sampai Hawa memakan apel yang terlarang. "Ratusan kali kuhancurkan badanku dirajam tapi kesepian ini datang berulang kali," ujar Adam dalam kesepiannya ditinggal Hawa.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bumi, Adam menjelma menjadi penyair (Teuku Rifnu Wikana). Hawa mewujud sebagai perempuan malam sekaligus pendangdut (Atiqah Hasiholan). Di sudut kota metropolitan yang megah namun kumuh, keduanya bertemu di tengah malam.
![]() |
'Puisi Dangdut' karya Joko Pinurbo membuka babak kedua. Goyangan perempuan malam menggoda perhatian penyair yang mabuk.
Di tengah mabuk asmara seperti Adam dan Hawa keduanya terbuai. Namun perpisahan pun tiba, penyair meninggalkan perempuan malam. "Kutinggalkan seseorang yang selalu gelisah di balik pintu. Aku telah melukaimu dengan sebuah kepergian yang jauh," kata penyair.
Dalam kesepian, perempuan malam melantunkan syair 'Dalam Doaku' karya Sapardi Djoko Damono. Suatu hari, sekelompok massa bertudung hitam menemui sang PSK. Hanya satu kata yang mereka dilontarkan, "Bakar... bakar...."
![]() |
Di depan pusara bawah pohon, penyair tiba membawa setangkai mawar merah atas kepulangan yang terlambat. Di tengah kesedihan, ada perempuan pemuja rahasia (Sita Nursanti) dengan suara emasnya melantunkan 'Hujan Bulan Juni' karya Sapardi Djoko Damono dan 'Ada yang Lebih Tabah dari Hujan Bulan Juni' ciptaan Agus Noor.
Lebih dari 100 potongan puisi karya 26 penyair kenamaan Indonesia dimasukkan menjadi dialog pertunjukan. Ada penggalan karya Subagio Sastrowardoyo, Sutardji Calzoum Bachry, Abdul Hadi WM, Amir Hamzah, Avianti Armand, Chairil Anwar, Joko Pinurbo, WS Rendra hingga penyair 'Tak Ada New York Hari Ini' Aan Mansyur.
Berbicara mengenai cinta memang tak pernah sederhana. Cinta menjadi bahasa universal yang coba dituliskan sutradara sekaligus penulis naskah Agus Noor dalam lakonnya.
Selama dua jam lamanya, para pemain melakoni pementasan dengan totalitas. Musikal 'Cinta Tak Pernah Sederhana' tampaknya milik Atiqah Hasiholan. Istri Rio Dewanto itu sukses membuat penonton terhanyut dengan peran yang dimainkan.
![]() |
Ikut berkesima dengan goyangan dangdutnya, terpukau dengan suara saat ia bernyanyi, dan larut dalam kesedihan ketika berpisah dengan penyair. Khususnya ketika lantunan puisi 'Pada Suatu Hari' dinyanyikan dengan lirih ketika kematian perempuan malam datang.
Yang Penting Selain Reza Rahadian hingga Atiqah Hasiholan
Panggung musikal 'Cinta Tak Pernah Sederhana' tak akan sukses memukau penonton tanpa campur tangan dari Bintang Indiranto. Dia mengaransemen 12 puisi menjadi musik yang syahdu.
Selain para pemain dari aktris dan aktor papan atas Tanah Air, ada tiga penyanyi seperti Sruti Respati, Daniel Christianto, dan Heny Janawati. Pemain harpa Maya Hasan juga menambah semarak.
Bintang lainnya adalah Warih Wisatsana, Wawan Sofwan, Butet Kertaredjasa, dan Iswadi Pratama yang menjadi narator serta menjelaskan alur cerita.
Selain itu, musikal 'Cinta Tak Pernah Sederhana' tak akan tercipta tanpa Agus Noor. Otak di balik penggalan puisi yang dirangkai menjadi kalimat, dialog lalu babak per babak. Memang benar kata Hawa dan Adam di atas panggung, "Kita telah membentuk dunia, tapi kita tidak pernah tahu akhirnya."
Musikal 'Cinta Tak Pernah Sederhana' masih bisa disaksikan hari ini pukul 20.00 WIB nanti di Teater Jakarta, TIM.