Lukisan-lukisan bermata kancing ciptaan perupa muda I Putu Adi Suanjaya atau akrab disapa Kencut itu berada di setiap sudut kedai kopi. Di bagian depan, boneka setinggi anak kecil sudah menyapa pengunjung. Tembok kedai kopi pun tampak berbeda dengan dominasi warna pink.
Di seberangnya ada lukisan awal eksplorasi Kencut yang dinamakannya dengan seri 'Kelahiran'. Lukisan lainnya yang berseri 'eksplorasi' dan 'repetisi' pun menambah semarak. Lukisan 'Life is About Challenge' berlatar warna merah tampak menonjol di dinding tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lukisan-lukisan Kencut memiliki benang merah satu sama lain. Lulusan Seni Murni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menurut Ari, membuat lukisan yang mudah dicerna oleh pencinta seni.
"Lukisannya satir dan yang melihatnya lebih muda. Audience di kedai kopi ini anak-anak millenial yang pakai gawai, kenapa tidak menaqarkan sesuatu hal yang berbeda. Ini jadi satu penawaran untuk melihat seni dengan cara yang berbeda, augemented reality experience," lanjutnya lagi.
Di karya-karya Kencut, ia menampilkan adegan-adegan manusiawi yang menyiratkan pertemanan, permusuhan, kebencian, rasa suka, dan segala peran manusia. Adegan tersebut dibuatnya dengan mereplika melalui sosok boneka bermata kancing.
"Manusia yang tercemar saat mengarungi takdir hidup, sesungguhnya adalah makhluk suci yang pernah terlahir tanpa dosa. Mata adalah jendela jiwa yang terkadang justru menjebak," tukas Ari.
Pameran tunggal Kencut berlangsung mulai malam ini hingga 9 Februari 2018 di Kopikalyan, Jakarta Selatan. (tia/kmb)