Mengenal Sembilan Matahari yang Populerkan Video Mapping di Indonesia

Mengenal Sembilan Matahari yang Populerkan Video Mapping di Indonesia

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 25 Okt 2018 16:02 WIB
Foto: Sembilan Matahari
Jakarta - Saat Museum Fatahillah 'dirobohkan' oleh Sembilan Matahari pada Maret 2010 lalu, nama Sembilan Matahari kian booming. Imaji yang ditampilkan mampu menghipnotis penonton yang seakan dibuat hanyut.

Lambat laun video mapping 3D pun dikenal publik, nama Sembilan Matahari adalah salah satu yang mempopulerkannya di masa itu. Siapakah Sembilan Matahari?

1. Awal Tercipta Sembilan Matahari

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Sembilan Matahari yang Populerkan Video Mapping di IndonesiaFoto: Sembilan Matahari
Sembilan Matahari asal Bandung adalah studio lintas disiplin yang fokus pada desain, film, dan kreatif coding. Karya-karya inovatif Sembilan Matahari kerap menghadirkan video mapping, animasi sampai film.

Berawal dari 2007 ketika Adi Panuntun yang kini menjadi CEO Sembilan Matahari lulus kuliah dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat itu, obrolannya bersama adiknya yang sains membawa pada sebuah ide untuk mengawinkan dua disiplin ilmu.

"Di tahun 2007 tidak apply CV tapi kami coba apply proposal yang aneh dan cari sponsor. Banyak gagalnya tapi ada momen di tahun itu kami memproduksi film yang akrinya blow up ke layar lebar. Judulnya c.i.n.t.a," tutur Adi saat berbincang di Festival Wave of Tomorrow, belum lama ini.

2. Kawinkan Teknologi dan Seni

Mengenal Sembilan Matahari yang Populerkan Video Mapping di IndonesiaFoto: Sembilan Matahari
Setelah itu, tim Sembilan Matahari berani mengeksplorasi dunia digital lebih jauh lagi. Hadirkan project video mapping di Kota Tua pada 2010. Lalu, mengeksplorasi lagi dengan seni patung sampai lahirkan 'Constellation Neverland'.

"Karya awan ini gimana menghadirkan sculpturing, awan tiruan lalu ditembakkan ke proyeksi sampai menghadirkan efek salju turun. Pada prinsipnya ingin menghadirkan suasana romantik tapi dramatik.

Setelah karya awan, Sembilan Matahari juga menciptakan karya 'immersive'. Di Wave of Tomorrow, ia memberikan proyeksi di bagian bawah, sensornya akan berubah mengikuti gerakan kita. Idenya berasal dari hal sehari-hari seperti gadget, televisi, monitor, dan layar tablet.

"Immersive ini relevan dengan kehidupan sehari-hari," tutur Adi.

3. Apresiasi hingga ke Mancanegara

Mengenal Sembilan Matahari yang Populerkan Video Mapping di IndonesiaFoto: Sembilan Matahari
Sederet prestasi ditorehkan Sembilan Matahari di tingkat internasional. Di antaranya adalah karya 'Constellation Neverland 1.0' pernah diapresiasi di ART|JOG Yogyakarta, ICAD Jakarta, Mapping Festival Jenewa - Swiss, World of Projection Mapping-Jepang, dan Wonder of Fantasy, Art and Technology Exhibition-Taiwan.

Di Moscow LightFest 2015, Sembilan Matahari juga pernah menampilkan dua karya yakni klasik membawa karya tentang 'Matryoshka' yang dianggap sebagai simbol ibu dan kesuburan. Di kategori modern, Sembilan Matahari bawakan dengan nuansa eksperimentasi visual dan audio yg "dark-expressive". (tia/dar)

Hide Ads