Hal tersebut diungkapkan Hana di Galeri Nasional Indonesia, belum lama ini. "Harapan gue sama seperti Pak Nurhamid yang mendirikan Istana Kesehatan Jiwa (KSJ) di Cianjur," ujarnya ketika diwawancarai detikHOT.
"Dengan tersebarnya film ini bisa mengubah persepsi masyarakat. Ya agar mengajak anggota keluarganya untuk berobat dan pemerintah bisa menghadirkan akses psikiater ke berbagai pelosok negeri," tambah salah satu pendiri Art Brut Indonesia.
Dalam video dokumenter berdurasi 18 menit, project tersebut dikerjakan Hana bersama dengan seniman Inggris James 'The Vacuum Cleaner'. Di video, ada beberapa hasil wawancara para penyandang disabilitas mental yang sudah bisa berkomunikasi dan berbaur dengan masyarakat.
Isu itu pula yang ingin dibawanya secara global. Di mancanegara, isu pemasungan sudah dihentikan praktiknya sejak 10 tahun yang lalu. Namun, hal tersebut justru masih terjadi di Tanah Air.
"Itu masih terjadi di sini, di Indonesia. Bukan hanya di Cianjur saja, tapi di penjuru Jawa Barat, Bali, bahkan Lombok. Tinggi banget praktik pemasungan ini," kata Hana.
Setelah memamerkan karyanya di Festival Bebas Batas, Hana akan membawa dua video dokumenternya ke dua kota di Jerman.
(tia/nu2)