Mereka memajang karya yang sudah bisa dinikmati publik mulai Rabu (10/10) sampai sebulan mendatang. Digelar bertepatan dengan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 ini menghadirkan perkembangan praktik seni rupa kontemporer terkait perubahan sosial-politik, dan ekonomi.
"Melalui Art Bali, kami berharap masyarakat Bali dapat mengapresiasi karya-karya seni rupa kontemporer yang berkembang di Indonesia, khususnya Bali," kata Founder Art Bali, I Made Aswino Aji, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Kamis (11/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Art Bali dikuratori oleh tim kurator Rifky Effendy dan Ignatia Nilu. Dalam situsnya, diungkapkan tema 'mitologi' adalah salah satu bagian dari upaya untuk mempertimbangkan dan membongkar nilai-nilai dalam konteks peristiwa Art Bali 2018.
Seniman yang berpartisipasi di antaranya adalah Adi Panuntun (Bandung), Agan Harahap (Yogyakarta), Agung Mangu Putra (Bali), Agus Suwage (Yogyakarta), Arin Sunaryo (Bandung), Chusin Setiadikara (Bali), Dipo Andy (Yogyakarta), Filippo Sciascia (Italia), Ashley Bickerton (AS) sampai I Made Djirna, I Made Wianta, I Made Widya Diputra, I Wayan Upadana.
Nyoman Nuarta yang baru saja meresmikan Garuda Wisnu Kencana (GWK) pun memajang karya. Ada juga Uji Handoko EKo Saputro (Yogyakarta), Yani Mariani Sastranegara (Jakarta), Yoka Sara (Bali), sampai Yudi Sulistyo (Yogyakarta).
![]() |
Bagi para pengunjung yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai karya-karya tersebut, Art Bali menyediakan tur kuratorial, bersama dengan tim kurator, Rifky Effendy dan Ignatia Nilu, setiap hari Sabtu. Setiap hari Selasa, Art Bali juga dibuka gratis untuk Warga Negara Indonesia (WNI) pemegang KTP/SIM/Kartu Pelajar.
Bagaimana tertarik untuk menyambangi Art Bali? Pameran ini berlangsung pada 10 Oktober sampai 9 November 2018 di kawasan Bali Collection, Nusa Dua, Bali.
(tia/nu2)