Dari 446 karya hasil kurasi, terpilihlah 234 sketsa yang dipamerkan. Karya-karya tersebut diseleksi oleh Bambang Bujono, Beng Rahadian, dan Teguh Margono.
Perkembangan sketchers yang ada di Tanah Air diakui Beng Rahadian muncul dari sketsa urban yang dikerjakan oleh warga. Sebagian besar para sketchers menggemari kegiatan menggambar sketsa dengan cara sendiri maupun berkelompok dan berciri hybrid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemunculan sketsa-sketsa urban ini tidak lagi mengutamakan fungsi bahwa sketsa merupakan bagian dari sebuah studi atau rencana karya selanjutnya, atau yang hanya terdiri dari garis spontan," tuturnya dalam keterangan yang diterima detikHOT.
![]() |
Sketsa di masa sekarang semakin marak khususnya dengan penggunaan media sosial yang membantu penyebarannya. Komunitas sketsa di Indonesia pun kian menjamur. "Mereka mengirimkan aplikasi kepada pihak Galeri Nasional Indonesia dan itu bisa dijadikan data untuk memetakan penyebaran pegiat atau komunitas sketsa di berbagai daerah di Indonesia," kata kurator pameran Teguh Margono.
Para sketchers yang terlibat berasal dari KamiSKetsaGalnas, Bogor Sketchers, Cianjur Sketcher, Semarang SketchWalk, Urban Sketchers Medan hingga perupa Gorontalo. Sedangkan sketchers individual ada Romo Muji, Yusuf Susilo Hartono, Zamrud Setya Negara, sampai karya maestro.
Di antaranya adalah Srihadi Soedarsono, Tedja Suminar, serta sketsa yang dikoleksi Galeri Nasional Indonesia S.Sudjojono, Oesman Effendi, Henk Ngantung, dan lain-lain. Pameran dibuka malam ini dan eksibisi berlangsung hingga 16 September 2018 di Gedung B dan C Galeri Nasional Indonesia. (tia/dal)