Pameran yang berjudul 'Hendra Gunawan: Prisoner of Hope' disebut sebagai pameran terbesar yang menampilkan karya-karya Hendra. Kurator pameran Agus Dermawan T menuturkan disebut terbesar karena skala dan kuantitas karya yang dipamerkan.
"Skalanya juga terbesar. Waktu pameran di Taman Ismail Marzuki tahun 1979 itu hanya 21 karya, ini lebih dari 30 karya. Kalau lihat kapasitas museum, sebetulnya bisa lebih dari 40 tapi setelah kurasi ada 32 karya," ujar Agus usai jumpa pers di Ciputra Artpreneur, lantai 13 Lotte Shopping Avenue, Kamis (19/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian besar disimpan oleh Pak Ci. Bisa dibilang ini harta benda yang paling berharga," lanjut penulis buku 'Surga Kemelut Pelukis Hendra' yang baru saja terbit bulan ini.
Lukisan-lukisan yang ditampilkan pula berasal dari periode ketika Hendra dibui dan pasca-nya. Di masa itu, secara simbolik lukisan-lukisan yang tercipta dalam keadaan tersiksa.
"Tahun 1978 Pak Hendra keluar penjara. Tahun 1982 masih melukis, dan tahun 1983 meninggal dunia. Kalau yang ini dipamerkan kan lebih menyatu pada karya yang dihasilkan ketika berada di dalam penjara," jelas Agus.
Salah satu karya yang patut dinanti pengunjung adalah lukisan berskala besar berjudul 'Arjuna Menyusui'. Lukisan tersebut dinilai Agus sangat humanis dan menampilkan salah satu tokoh pewayangan.
"Arjuna itu tokoh lemah lembut di wayang dan orang yang selalu memainkannya adalah perempuan. Sebelum naik pentas, menyusui anaknya dulu. Mengharukan sekali," pungkasnya.
Perayaan 100 tahun Hendra Gunawan berlangsung pada 5-16 Agustus 2018 di Ciputra Artpreneur Jakarta.