Hal tersebut diungkapkan Diego di sela-sela pameran yang berjudul 'The Last Breath of the Prince' yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia.
"Zaman dulu kan pakai tenda, ada kain putih yang menutupi itu dan fotografer dulu kan pakai itu dan saya mengulang hal yang sama," ujarnya di Gedung C Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengambil dua lokasi pemotretan di Yogyakarta yakni kawasan Gunung Kidul dan Bantul. Di sana ia bertemu dengan Pak Pono cucu dari maestro Wayang Topeng dalam cerita rakyat Panji. Dari Pak Pono itulah, Diego mengajak hampir 70 orang untuk terlibat dalam pemotretan.
![]() |
"Ada yang jadi penari, koreografer, ada yang jadi tim juga. Pak Pono yang melatih gerakan-gerakannya. Seperti project tim film saja," lanjutnya.
Lewat proses di balik layar tersebut, Diego ingin masyarakat Indonesia mampu melestarikan keseniannya.
"Kita sudah berubah, sudah pakai HP terus. Sudah hilang nilai-nilai dari kebudayaan yang masa lalu. Saya berharap orang Indonesia bisa menikmati hasil jepretan artistik saya," pungkasnya.
Pameran tunggal Diego Zapatero yang diselenggarakan berkat Kedutaan Besar Spanyol masih berlangsung hingga 15 Juli 2018.