Media sosial pun menjadi sarana yang efektif untuk mempublikasikan art seni tahunan yang bergengsi di Asia tersebut. Hal tersebut juga dikatakan oleh kurator pameran Bambang 'Toko' Witjaksono saat mengobrol dengan detikHOT akhir pekan lalu.
"Sampai hari ini di pekan ketiga dibandingkan tahun ini memang lebih banyak. Ada banyak sekali rombongan yang datang. Kampus-kampus seni datang sampai dua bus. Belum lagi dari ISI Solo, ISI Yogyakarta, dan sekolah-sekolah juga datang banyak dengan rombongannya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu secara grafik, pengunjung perempuan adalah yang terbanyak dengan rentang usia di antara 14-25 tahun.
"Itu usia-usia kuliah dan pelajar kan yah. Mereka merasakan ingin mengalami Art Jog sebagai sesuatu yang trendi dan hype. Kemudian mereka penasaran dan mau datang. Kita juga dibantu oleh banyak teman, media sosial sangat membantu," lanjutnya lagi.
Tahun ini ada 54 seniman mancanegara dan Indonesia. Sembilan seniman berasal dari mancanegara, sisanya adalah seniman yang berpameran lewat jalur undangan dan aplikasi. Khusus untuk seniman, Bambang 'Toko' mengatakan ada 1000 seniman yang mendaftar.
"Yang diterima dari open call ada 12, dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya," tambah dia.
Tahun ini Art Jog mengusung tema 'Pencerahan - Menuju Berbagai Masa Depan (Enlightenment - Toward Various Future)'. Saat malam pembukaan pada 4 Mei lalu, tamu undangan dari luar negeri, perwakilan Kementerian Pariwisata, dan Pemda DIY pun turut hadir.
Art Jog 11 masih berlangsung sampai akhir pekan ini. Tiket masuknya dibanderol Rp 50 ribu.
(tia/tia)