Ketika 'Dilan' Hadir dalam Bentuk Prangko dan Kartu Pos

Ketika 'Dilan' Hadir dalam Bentuk Prangko dan Kartu Pos

Mukhlis Dinillah - detikHot
Selasa, 06 Mar 2018 18:15 WIB
Ketika 'Dilan' Hadir Dalam Bentuk Prangko dan Kartu Pos Foto: Mukhlis Dinillah/ detikHOT
Bandung - Fenomena 'Dilan' tengah mewabah di Tanah Air. Sosok anak SMA yang menjadi pemeran utama film Dilan 1990 begitu melekat di hati kalangan milenial. Demam Dilan kini terus berlanjut melalui media prangko.

Film Dilan 1990 garapan Fajar Bustomi diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Pidi Baiq. Melihat Dilan yang begitu fenomenal, PT Pos Indonesia bersama Pidi Baiq meluncurkan prangko seri Dilan 1990.

Peluncuran prangko seri Dilan 1990 ini berlangsung di PT Pos Indonesia, Jalan Banda, Kota Bandung, Selasa (6/3/2018). Peluncuran dihadiri langsung oleh sang kreator sosok Dilan, Pidi Baiq.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita bikin prangko mengadaptasi dari novel (Dilan 1990) bukan dari film. Karena ide ini sudah jauh-jauh hari sebelum film Dilan dibuat," Manager Markom PT Pos Indonesia Tata Sugiarta saat ditemui disela-sela peluncuran.



Prangko seri Dilan 1990 terdiri dari empat desain, yang menggambarkan perjalanan kisah cinta Dilan dan Milea. Prangko ini dikemas dalam lembaran minisheet dan terdapat gutter pair yang menampilkan sosok Milea.

"Prangko ini rencananya akan dicetak sebanyak 100.000 lembar dan akan tersedia di kantor pos mulai tanggal 6 maret 2018. Satu lembar prangko dijual dengan harga Rp 25.000," tutur dia.

Ketika 'Dilan' Hadir Dalam Bentuk Prangko dan Kartu PosKetika 'Dilan' Hadir Dalam Bentuk Prangko dan Kartu Pos Foto: Mukhlis Dinillah/ detikHOT


Selain prangko, juga diluncurkan kartu pos dengan desain yang sama. "Kartupos ini diperuntukan bagi para fans yang akan berkirim kartupos dan menyampaikan kabarnya kepada Dilan dan Milea secara langsung," jelas dia.



Ia menuturkan target yang ingin dicapai dalam peluncuran prangko dan kartupos Dilan 1990 ialah mengajak kaum milenial untuk menulis. Perkembangan teknologi yang pesat, membuat generasi saat ini kurang tertarik menulis.

"Latar belakang (novel Dilan) ini kan dibawa ke tahun 1990, di mana belum ada WA dan HP. Bagaimana dia (Dilan) komunikasi dengan cara tulis surat. Menulis (surat) itu bagi generasi muda sudah dilupakan. Dia pengen memberi pesan itu. Ada satu pesan disampaikan yuk tidak ada salahnya menulis dan berkirim surat," kata dia.



Diakuinya biasanya prangko hanya diburu oleh filatelis, namun dinyakininya seri Dilan 1990 ini juga diminati kaum remaja. Apalagi, sambung dia, fenomena Dilan masih menjadi perbincangan publik tanah air.

"Saya yakin akan banyak dicari bukan hanya filatelis. Bahkan saya yakin ada yang baru pegang prangko saat beli ini," tutur Tata

Peluncuran prangko dan kartupos Dilan 1990 ini dipadati oleh ratusan remaja. Mereka rela antre untuk berburu pragko dan meminta tanda tangan dari Pidi Baiq. Sejumlah novel karya Pidi Baiq juga dipamerkan dalam kegiatan tersebut.


(tia/tia)

Hide Ads