Sukses menjalani residensi, kini mereka pamer karya lewat pameran seni berjudul 'Setelah Residensi Trimatra'. Eksplorasi sekaligus medium yang dikembangkan lebih bervariasi.
"Kompetisi Trimatra itu berdiri sejak tahun 2013 dan ini yang kedua kalinya. Yang pertama dikirim ke Berlin, kali ini Tazmania dan Thailand. Ketiga seniman yang berpameran kali ini sudah mengalami tiga kali proses," ujar kurator pameran Asikin Hasan saat memberikan sambutan di depan Galeri Salihara, Sabtu (10/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 50 orang, mengerucut kembali menjadi 25 orang yang karyanya dipamerkan pada Desember 2016. Saat itu, terpilih tiga orang pemenang yang hadiahnya mendapatkan kesempatan residensi.
![]() |
Mereka adalah Suryo Herlambang (juara 1), Reza Zefanya Mulia (juara 2), dan Ajeng Martia Saputri (juara 3). "Tahap terakhir dari ketiga seniman adalah puncaknya malam ini. Ide-ide atau gagasan dari 2016 nanti bisa dilihat di dalam ruang galeri," lanjut Asikin.
Suryo Herlambang berkesempatan melakukan residensi di The Pickers' Hut Glaziers Bay, Tazmania, Australia. Di eksibisi kali ini, dia menampilkan patung-patung yang terinspirasi dari fenomena perjalanan manusia dan salah satu karyanya mengeksplorasi Teori Darwin.
Dua perupa lainnya yakni Reza Zefanya Mulia dan Ajeng Maria Saputri residensi di Tentacles Art Space, Bangkok, Thailand. Seniman asal Jakarta ini akan menampilkan karya seni instalasi tentang perilaku pengunjung pameran yang gemar selfie di ruang pamer.
Sedangkan Ajeng menampilkan puisi-puisi sulaman yang didapatkan ketika residensi di Thailand. Setelah residensi, Ajeng mengeksplorasi material resin dan kayu yang selama ini belum pernah digarapnya.
Pameran seni 'Setelah Residensi Trimatra' masih berlangsung hingga 11 Maret mendatang.
(tia/dal)