Melihat perkembangan tersebut, sebuah komunitas fotografi bernama 'Kelas Pagi' menggelar workshop bertajuk 'Kelas besar', belum lama ini. Workshop kali ini mengusung tema 'Memprediksi Arah Industri Fotografi di Tahun 2018'.
"Jadi kita bukan membahas fotografi secara khusus. Tapi secara umumnya industri kreatif ya. Kita membahas itu. Mengundang pelaku yang notabene-nya dia hidup di generasi sebelum kita berkarya. Yaitu Darwis Triadi dan mas Dicky wakil dari Gojek. Dan kita memaparkan kenyataan-kenyataan yang ada di industri ini seperti apa. Sehingga setidaknya bisa menjadi sebuah pandangan ke temen-temen ke depannya itu seperti apa," tutur Anton Ismael selaku inisiator 'Kelas Pagi' saat berbincang dengan detikHOT di Gudang Sarinah Ekosistem, Pancoran, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pembahasan tersebut, Darwis menyebutkan seni fotografi bukan tergantung dari alat dan teknologi yang semakin canggih. Tapi berbicara mengenai sebuah rasa dari fotografer itu sendiri. Hal yang sama juga dituturkan oleh Anton.
"Kita bisa simpulkan di era digital ini, dunia kreatif ini sudah menjadi konsumsi bersama. Yang tadinya hanya bisa menikmati konten, sekarang membuat konten juga. Jadi bagaimana kita paparkan hal-hal itu sih sebenarnya," imbuhnya.
![]() |
Fotografi atau bisa disebut sebagai seni melukis cahaya di zaman sekarang ini semakin cair. Meskipun sebagai seorang fotografer, juga harus memiliki idealisme, komitmen, dan komunikasi yang baik kepada klien maupun orang banyak.
"Fotografi yang kita lihat itu sudah semakin cair dan itu menjadi konsumsi orang banyak. Dan apa yang kita lihat fotografi sekarang itu lebih menampilkan hal-hal keseharian juga. Misalnya kayak selfi. Itu menjadi point of you. Meng-improve produknya. Ini selfi paling keren nih gue. Lebih keseharian aja dan menyangkut pembahasan hal-hal keseharian juga," beber Anton menjelaskan.
"Permasalahannya adalah bukan cara kamu motret. Tapi kayak bagaimana skill komunikasi kamu. Makanya yang selalu saya ajarkan di 'kelas pagi', semangat-semangat jadi manusiannya. Berkomunikasi dengan manusia lain. Menghargai orang lain, konsistensi, kecintaan terhadap apa yang elu lakukan, sebuah proses. Memotretnya sih gampang. Tapi nilai-nilai itu yang penting," sambungnya.
![]() |
"Kesimpulannya, 2018 bahwa akan banyak seorang fotografer yang berkontribusi ke dalam industri ini. Kayak semakin banyak visual-visual yang dihasilkan oleh fotografer yang super keren. Bagaimana kita harus jeli, kita harus tetap memiliki sebuah karakter diri kita. Sebagai spirit dari karya kita. Kayak misalkan gini 'kenapa gua harus ambil elu sebagai seorang fotografer?' maka jika kamu percaya akan sesuatu, kamu akan bisa menjawab. Tapi kalau kamu seorang fotografer yang tidak punya kepercayaan, ada seorang klien bertanya 'mengapa saya ambil kamu sebagai fotografer' dia tidak akan bisa menjawab itu. Makanya karakter ia very important untuk memberikan jiwa. Dan semangat di dalam sebuah karya itu," pungkas Anton.
(hnh/tia)