Kaleidoskop seni budaya detikHOT dimulai dari peresmian Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) yang menjadi perbincangan pecinta seni di mancanegara. Hingga penyelenggaraan biennale atau pameran seni dua tahunan yang berlangsung di kota-kota di Indonesia. Apa saja kaleidoskop 2017? Yuk, flashback:
Museum MACAN, Museum Terbesar di Asia Tenggara
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Museum pertama yang didedikasikan pada seni modern dan kontemporer, Museum MACAN, resmi dibuka awal November lalu. Museum yang sudah menjadi perbincangan dunia sejak tahun lalu itu didirikan oleh filantropis Haryanto Adikoesoemo. Museum MACAN disebut sebagai museum terbesar di Asia Tenggara dan memajang karya-karya langka yang belum pernah dilihat publik sebelumnya.
Lewat pameran perdana berjudul 'Seni Berubah. Dunia Berubah', ada 90 koleksi dari 70 seniman milik dari Haryanto Adikoesoemo yang dipajang. Sebagian besar menampilkan karya seniman Asia, Eropa, dan Amerika Serikat, termasuk sejarah seni Indonesia.
Dua Bursa Seni Bergengsi
![]() |
Pertengahan tahun 2017, diramaikan oleh dua bursa seni bergengsi yang diselenggarakan di Jakarta. Yakni Art Stage Jakarta yang merupakan ekspansi dari Art Stage Singapore dan Art Jakarta (dahulu bernama Bazaar Art Jakarta).
Kedua bursa seni tersebut saling merebut perhatian publik khususnya pecinta seni. Ada puluhan galeri seni lokal dan mancanegara yang dipamerkan baik di Art Stage Singapore dan Art Jakarta 2017.
Perayaan Biennale Seni di Indonesia
![]() |
Biennale atau pameran seni dua tahunan tak bisa dipungkiri menjadi agenda terpenting tahun ini. Ada tiga biennale yang diselenggarakan dalam waktu berdekatan di tiga kota di Indonesia, yakni Jakarta Biennale, Jogja Biennale, dan Makassar Biennale.
Ketiganya menyemarakkan ranah seni dan memunculkan seniman-seniman baru di bidangnya. Secara berurutan, Jogja Biennale yang dibuka 2 November melanjutkan seri 'Equator' dengan tema utama 'Stage of Hopelessness'. Ada 27 seniman dan 12 seniman Bali yang dikurasi.
Pada 4 November, ada Jakarta Biennale yang mengangkat tema 'Jiwa' serta melibatkan 51 seniman dari berbagai bidang. Yang terakhir adalah Makassar Biennale pada 8-28 November di Menara Pinisi dengan tema 'Maritim'. Anwar 'Jimpe' Rachman selaku Direktur Makassar Biennale 2017 menjelaskan bahwa Makassar Biennale adalah ajang seni rupa kontemporer terbesar di Indonesia Timur, dan mungkin termasuk Biennale terbesar di dunia yang berbasis Maritim.
Seni Indonesia Berkibar di Mancanegara
![]() |
Festival seni Europalia menjadi catatan penting bagi dunia seni rupa di 2017. Indonesia menjadi tamu kehormatan di Europalia yang berlangsung selama 80 hari. Sebagai negara tamu yang ke-19, Europalia tampil di Belgia, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Austria, dan Polandia.
Seni Indonesia tak hanya berkibar di Europalia saja, Karya Bagus Pandega asal Bandung juga hadir di Amsterdam Light Festival (ALF), Belanda dan memasang 800 lampu sirene berjudul 'Be the change that you wish to see in the world'.
Street artist Bunga Fatia pun mengharumkan nama Indonesia di skena grafiti internasional. Meski tak mendapatkan bantuan pemerintah, pendiri Ladies on Wall itu berpartisipasi di ASEAN-ROK Graffiti and Contemporary Dance Festival, Filipina.
I Nyoman Gunarsa Berpulang...
![]() |
Berita duka seni Tanah Air hanya segelintir. Salah satunya adalah sosok I Nyoman Gunarsa asal Klungkung, Bali. Maestro seni lukisan meninggal dunia pada Minggu (10/9) silam karena sakit jantung. Sebelum wafat, karya terakhir yang digarap adalah lukisan bergambar Jokowi tengah menjadi dalang wayang ditemani Presiden Indonesia sebelumnya.
Bagaimana dengan kabar seni dan budaya di tahun 2018? Tunggu kabar beritanya dan eksibisi menarik lainnya tahun depan! (tia/doc)