"Sejak awal program Jakarta Dance Meet Up, yang mendaftar lebih dari 50 komunitas tari. Tinggal 25 komunitas lagi yang belum dapat kesempatan untuk tampil," ujar Hartati dari Komite Tari DKJ saat membaca sambutan di malam pembukaan JDMU #3 di Gedung Kesenian Jakarta pada Kamis (26/10) malam.
Dengan jumlah komunitas tari yang sudah naik dari edisi-edisi sebelumnya, Hartati pun percaya animo masyarakat makin meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para komunitas tari yang ada di Jakarta ingin menunjukkan karyanya di depan publik. Semoga Komite Tari dan komunitas tari dapat saling bekerja sama," tambah Hartati.
Menurutnya, komunitas tari yang mendaftar tidak ada sistem kurasi atau penyeleksian untuk tampil di atas panggung.
![]() |
"Secara genre kami ingin menyatukan semuanya, teatrikal, populer, klasik, kontemporer dalam satu panggung," pungkasnya.
Di edisi ketiga JDMU, ada enam komunitas tari yang berpartisipasi. Di antaranya adalah karya koreografer Alisa Soelaeman (komunitas tari Alisa Soelaeman Dance Project), Popo Julihartapo (Dance Melayu Bangka Belitung), Josh Marcy Putra Pattiwael dan Febyane S (Indonesian Dance Theatre, Yosep Prihantoro Sadsuitubun (Kelompok Insan Pemerhati Seni), dan Dwi Yuliyanigrum (Sanggar Tari Paduraksa Tebet).