Jakarta Dance Meet Up #3 Hadirkan Enam Komunitas Tari

Jakarta Dance Meet Up #3 Hadirkan Enam Komunitas Tari

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 24 Okt 2017 18:57 WIB
Jakarta Dance Meet Up #3 Hadirkan Enam Komunitas Tari Foto: Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)
Jakarta - Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali mempersembahkan Jakarta Dance Meet Up (JDMU) edisi ketiga. Gelaran JDMU ketiga berlangsung pada Kamis (26/10) di Gedung Kesenian Jakarta.

Di edisi kali ini, enam komunitas tari dari beragam genre bakal berpartisipasi. Di antaranya adalah karya koreografer Alisa Soelaeman (komunitas tari Alisa Soelaeman Dance Project), Popo Julihartapo (Dance Melayu Bangka Belitung), Josh Marcy Putra Pattiwael dan Febyane S (Indonesian Dance Theatre, Yosep Prihantoro Sadsuitubun (Kelompok Insan Pemerhati Seni), dan Dwi Yuliyanigrum (Sanggar Tari Paduraksa Tebet).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua komunitas terpilih atas kurasi dari dua pengamat Adinda Luthvianti (Anggota Komite Teater DKJ) dan Jefriandi Usman (koreografer). "Setelah tampil, komunitas tari ini akan menyampaikan kreativitasnya, estetika, sampai manajemen pengelolaan setiap karya esok harinya. Pengamat juga akan memberikan evaluasi kepada masing-masing karya," ujar Adinda, dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (24/10/2017).

Jakarta Dance Meet Up #3 Hadirkan Enam Komunitas Tari Jakarta Dance Meet Up #3 Hadirkan Enam Komunitas Tari Foto: Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)


Koreografer Alisa Soelaeman akan membawakan karya 'What are we talking about?'. Josh Marcy Putra Pattiwael terinspirasi puisi karya WS Rendra yang diubahnya menjadi gerak tari berjudul 'A Walk at Pedestrian'.

Popo Julihartopo dari Dance Melayu Bangka Belitung tidak ketinggalan mempersoalkan tema tentang lingkungan yang dirusak oleh manusia. Tema emansipasi wanita juga disajikan oleh Yosep Prihantoro Sadsuitubun. Lalu, ada Dwi Yuliyaningrum yang memilih karya bernafaskan budaya Betawi dan Madura.

Anggota Komite Tari DKJ, Rusdy Rukmarata mengatakan koreografi yang berhasil lewat proses kurasi merupakan talenta-talenta muda. "Young talents of today will be legends of tommorow," katanya lagi.

(tia/tia)

Hide Ads