Peneliti Sari Wulandari yang meriset mengenai fungsi, desain, maupun motif gendongan bayi Nusantara itu menceritakan di sela-sela pembukaan pameran di Museum Nasional Indonesia.
"Manik-manik itu artinya perlindungan, doa keselamatan. Dulu pakai batu sebagai menitipkan doa," tutur Sari pada Kamis (19/20/2017) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menelisik Budaya Gendongan Bayi |
"Pemakaian manik-manik di Taiwan dan Dayak juga ada. Dayak punya manik-manik yang sangat istimewa. Dayak pakai gendongan di belakang ketika bayi sudah bisa duduk. Di Sumba, Papua, dan Sulawesi juga menggunakan cara yang sama," kata Sari lagi.
![]() |
Fungsi gendongan bayi sangat berguna sekali. Suku Dayak menggunakannya karena ibu tidak diam di rumah tapi juga bekerja. Di Dayak dulu ladang berpindah, maka mereka bawa anaknya turut serta ke belakang," tambahnya.
Baca juga: Dari Mana Asal Muasal Budaya Gendongan Bayi? |
Kurator Chang Chi-Shan asal Taiwan juga mengatakan hal yang sama. "Setiap simbol punya banyak makna tapi motif-motifnya mengartikan sesuatu yang mirip dengan Indonesia. Sama-sama berarti kesuburan, berkah, dan perlindungan," pungkasnya.