Menelisik Budaya Gendongan Bayi

Menelisik Budaya Gendongan Bayi

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 20 Okt 2017 13:55 WIB
Menelisik Budaya Gendongan Bayi Foto: Studiohanafi
Jakarta - Jauh sebelum tren kereta bayi merambah masyarakat dunia, gendongan bayi terlebih dahulu menempati posisi spesial. Melalui gendongan bayi, manusia mengenal cinta.

Ketika bayi masih membutuhkan gendongan, dia bersandar di dada maupun punggung sang ibunda dengan nyaman. Merasakan kehangatan tubuh ibu, merasa terlindungi, dan mengerti arti kasih sayang.

Melalui gendongan bayi pula, tren tersebut sempat merambah. Selebriti Hollywood tak canggung menggendong bayinya ketika keluar dari rumah. Sebut saja seperti Beyonce, Natalie Portman, Kourtney Kardhasian, Julia Roberts, Sarah Jessica Parker, Heidi Klum, Alanis Morrissette dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari dalam negeri pun tak kalah, seperti pasangan Andien dan Ippe yang kerap menggendong Anaku Askara Biru atau yang biasa dipanggil Kawa dengan kain. Kawa kerap terlihat digendong oleh orangtuanya menggunakan gendongan yang disebut stretchy warp.



Terkadang Andien juga terlihat menggunakan kain jarik. Meski material yang digunakan terlihat lebih modern, fungsi gendongan bayi masih dipakai oleh Andien maupun artis-artis lainnya.

Menelisik Budaya Gendongan BayiMenelisik Budaya Gendongan Bayi Foto: Tia Agnes/ detikHOT


Kali ini detikHOT akan mengangkat budaya gendongan bayi yang ada di Indonesia maupun Taiwan. Tema tersebut yang ada di dalam pameran seni 'Fertil, Barakat, Ayom' yang saat ini masih berlangsung di Museum Nasional Indonesia.

Gendongan bayi, ayunan, nyanyian sebelum lelap bagi bayi akan jadi ingatan bagi sang buah hati. Simak artikel berikutnya!

(tia/nu2)

Hide Ads