Salah satu tarian yang bakal dipentaskan berjudul 'CanDoDance' yang melibatkan penari tuna rungu Indonesia. Kepada detikHOT, dua penari penyandang tuna rungu Annisa Rahmania dan Isro' Ayu Permata Sari menceritakan mengenai proses kolaborasi tersebut.
"Ini pertama kalinya saya menari. Kami langsung menggunakan bahasa tubuh untuk saling komunikasi seperti menggerakkan tangan dan itu terjadi di antara orang tuli dan orang mendengar," cerita Isro ditemui di Teater Besar Jakarta, kompleks TIM, Jakarta Pusat, Jumat (22/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isro yang sejak Juni 2017 lalu sudah belajar menari untuk tarian 'CanDoDance' ini juga mengalami hambatan. "Guru menjelaskan dengan baik urutannya sesuai tahapan. Ini berbeda dengan instruktur lainnya, wow ini sulit sekali. Saya tidak bisa mendengarkan instruksi jadi kami berkomunikasi dengan teman kami yang bisa mendengar," lanjutnya lagi.
Berbeda dengan Annisa, dia justru mengalami kesulitan di persoalan musik.
"Karena saya sendiri tidak pakai alat bantu dengar. Saya tidak cocok, solusinya saya melihat situasi dan melihat orang lain bergerak. Visual saya manfaatkan untuk melihat orang lain, ini seperti aba-aba," tutur mahasiswi program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti ini.
Sebelum proyek kolaborasi 'CanDoDance', Annisa pergi ke London dan bertemu dengan penyandang disabilitas lainnya. Di sana dia melihat tidak ada perbedaan dalam dunia tari.
"Di sana saya melihat disabilitas tidak ada hambatan mereka bisa menyanyi dan bermain musik dan menari. Akhirnya Mariska (Ballet.id) terpikir untuk membuat pertunjukan inklusif dan saya terlibat di dalamnya," pungkasnya.
Pentas Gala Balet Indonesia yang ke-2 berlangsung di Teater Jakarta, Kompleks TIM, Jakarta Pusat, hari ini pukul 13.00 dan 19.00 WIB. (tia/kmb)