Pemberian judul 'Muka Kampung Rejeki Kota' itu diambil dari buku biografi Benjamin yang ditulis oleh Ludhy Cahyana dan Muchlis Suhaeri. Produser Teater Abnon, Maudy Koesnaedi, menceritakan asal muasal ide pementasan tersebut.
"Saat saya minta izin kepada pihak keluarga, saya dikasih buku biografi ini. Dikatakan sebelumnya banyak yang mementaskan sosok Benjamin tapi dalam bentuk teater baru pertama kalinya," ujar Maudy Koesnaedi, saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia west mall, Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari buku biografi tersebut, Maudy yang bertugas menulis naskah membaginya ke dalam lima bagian atau sketsa. Cerita bermula dari Benjamin Sueb ketika kecil, remaja, dewasa 1, dewasa 2, dan setelah wafat pada 5 September 1995 silam.
"Beratus-ratus karya Babe yaitu lagu-lagunya kita masukkan dalam adegan per sketsa. Yang jadi menarik adalah lagu-lagu Babe dinyanyijan dengan konsep teater," tutur Maudy.
![]() |
"Pementasan ini tidak akan menduplikasi sosok Benjamin Sueb tapi spirit Benjamin dalam melestarikan seni Betawi yang harus ditularkan," ucap Agus.
Konser teatrikal 'Babe, Muka Kampung Rejeki Kota' dimeriahkan oleh para pemain seperti Tommy Tjokro, Indra Bekti, Imam Wibowo, Ayumi Astriani, Astry Ovie dan abang none Jakarta lainnya. Pentasnya berlangsung pada 15-16 September 2017 di Graha Bakti Budaya, kompleks TIM, Jakarta Pusat. Tiketnya dibanderol mulai dari Rp 200 ribu (kelas 2), Rp 300 ribu (kelas 3), dan Rp 500 ribu (VIP). (tia/dar)