Saat adegan pembunuhan kerajaan, karakter utama berubah penampilan. Tak lagi tampil seperti di masa kekaisaran, tapi justru muncul dengan rambut pirang serta mengenakan setelan jas formal. Ada apa?
Dikutip dari CNN, Rabu (21/6/2017), produksi Shakespeare tahun ini diproduksi oleh New York Public Theatre. Naskahnya menceritakan tentang kisah kuno tentang kekuasaan, tipu daya, dan pemberontakan. Latar belakang panggung memang menampilkan ikon Amerika dan gambar presiden masa lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karakter Caesar sengaja dimainkan seperti Donald Trump dengan gaya berpakaian dan cara berbicara. Istri Caesar, Calpurnia berbicara dengan aksen Slavia, mirip dengan Melanie Trump.
Sebelumnya pihak New York Public Theatre pernah mempublikasikan promosi tentang lakon tersebut.
"Karya politik Shakespeare tidak pernah terasa lebih kontemporer," kata New York Public Theatre.
Direktur drama 'Julius Caesar' Oskar Eutis mengatakan drama Shakespeare bukan menceritakan tentang pemberontakan yang keras. Pembunuhan Caesar adalah bencana bagi para konspirator dan bangsa.
"Julius Caesar dapat dibaca sebagai perumpamaan peringatan bagi mereka yang mencoba memperjuangkan demokrasi dengan cara yang tidak demokratis. Untuk melawan tirani tidak berarti harus menirunya," ujar Oskar Eutis.











































