Ferdinand Marcos dan Soeharto Jadi Inspirasi Karya Seniman Filipina

Jakarta - Dekade 1970-an dianggap sebagai masa penting bagi negara Indonesia dan Filipina. Lewat penelusuran terhadap Ferdinand Marcos dan Soeharto, seniman asal Filipina Renz Lee menciptakan sebuah karya seni instalasi yang kini tengah dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.

Karya seni instalasi yang menjadi bagian dalam pameran 'Mutual Unknown' itu merupakan eksibisi kolektif bersama 9 seniman muda Asia Tenggara di Galeri Nasional Indonesia. Renz Lee menceritakan karya tersebut memunculkan tanda tanya baginya.

Baca Juga: Uniknya Karya Seni 'Menanam Mie' yang Dipamerkan di Galeri Nasional

"Saya berasumsi bahwa Ferdinand Marcos dan Soeharto sama-sama punya keterikatan. Kedua pemimpin negara itu sama-sama menggunakan beras sebagai program pemerintahannya," terang Renz Lee kepada detikHOT di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.

Di dekade 1970an dipercaya Renz Lee sebagai periode penting dimana negara-negara Asia Tenggara memiliki keterikatan dengan sejarah gelap. Melalui data-data yang dikumpulkan sebagai studi komparatif, percampuran arena fakta dan fiksi jadi ruang diskusi yang diolah oleh Renz Lee.

Pameran seni 'Mutual Unknown' di Galeri Nasional Indonesia. Foto: Tia Agnes/ detikHOT

"Ide karya ini sekaligus menjadi pertanyaan bagi saya dan mungkin bagi audiens yang datang. Saya juga mengajak siapapun untuk berdiskusi bareng dan ngobrol tentang Marcos dan Soeharto," terang Renz Lee.

Eksibisi 'Mutual Unknown' yang berkonsep studio terbuka, selama dua minggu lamanya Renz Lee akan menciptakan mural. Tertarik untuk melihat proses kreatif Renz Lee dan 8 seniman muda Asia Tenggara lainnya? Yuk, ke Galeri Nasional Indonesia!

Baca Juga: 'Mutual Unknown': Pameran Eksperimental 9 Seniman Muda Asia Tenggara (tia/doc)