Salah seorang kurator, Henry Tan asal Thailand, mengatakan ide awal 'Mutual Unknown' ini merespons program CuratorsLAB. Dia menceritakan sebenarnya proyek kuratorial untuk men-display pameran ada banyak ragam caranya.
"Proyek ini terbatas waktunya dan kami lebih memilih display atau memajang karya yang berbasis riset seniman. Tujuan 'Mutual Unknown' ini sebagai platform agar kami bisa belajar dan saling belajar bersama pengunjung," kata dia di Galeri Nasional Indonesia, Jumat (2/6/2017) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Karya-karya yang disajikan, lanjut Henry Tan, adalah proses berkarya para seniman dan masih berkelanjutan selama dua minggu ke depan. "Audiens bisa melihat studio mereka, bertanya langsung, mungkin berkolaborasi juga, dan memang konsep karya tak langsung jadi, kami sama-sama belajar," pungkas dia.
Pameran seni 'Mutual Unknown' yang merupakan kelanjutan CuratorsLAB Goethe-Institut sudah dibuka semalam. Studio terbuka ke-9 seniman masih bisa dinikmati hingga 14 Juni mendatang. Hasil studio terbuka adalah persentasi akhir di hadapan publik dan tamu undangan.
Pameran seni 'Mutual Unknown' berlangsung di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur No. 14, Gambir, Jakarta Pusat.
(tia/kmb)