Pematung Wahyu Santoso yang mengerjakan proyek patung RJ Katamsi. Proyek pembuatan patung RJ Katamsi sekaligus meneruskan program publik dari proyek Tour ASRI pada 2016 lalu. Patung ini terbuat dari material polyester resin dan perunggu setinggi 2,5 meter atau 1,5 kali dari ukuran asli.
Wahyu Santoso mengaku tidak mengalami kesulitan dalam pengerjaan patung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu Santoso mengerjakannya dengan teknik modeling, cetak mock up dan cor perunggu sebagai bahan akhirnya. Dia sendiri mengaku belum pernah bertemu dengan sosok RJ Katamsi, tapi sangat mengagumi sosoknya.
RJ Katamsi dikenal juga sebagai Kepala Museum Sonobudoyo yang diberi emban oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. RJ Katamsi menyerahkan koleksi pribadinya untuk melengkapi koleksi museum yang saat itu masih sedikit. Puncak pengabdian Katamsi untuk seni dan Negara adalah keberhasilannya mendirikan akademi seni pertama di Indonesia pada 1950. Hal ini juga tak terlepas dari bantuan seniman dan budayawan lain.
Dia wafat pada 1975 silam dengan beragam torehan penghargaan dan apresiasi tinggi dari publik. Untuk mengenang jasa RJ. Katamsi, almamaternya membuat patung sosok Katamsi pada tahun 1970 yang kini telah ditempatkan di kampus Institus Seni Indonesia (ISI), Sewon, Bantul, Yogyakarta. Sosok Katamsi memang tidak kesohor atas jumlah karyanya yang banyak, namun lebih sebagai seorang pendidik di bidang seni rupa. Salah satu karya monumentalnya adalah lukisan logo Universitas Gadjah Mada yang digunakan secara resmi hingga sekarang.
Kurator ART|JOG|10, Bambang 'Toko' Witjaksono mengungkapkan saat ini banyak anak muda yang kembali tertarik pada sejarah. "Saya pikir di sinilah pentingnya membuat sebuah 'monumen' sebagai penanda agar kita bisa lebih dekat secara emosional dengan tokoh tersebut," terangnya.
Patung RJ Katamsi ini akan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, bersamaan dengan malam pembukaan ART|JOG|10 pada 19 Mei 2017 di Jogja National Museum.
(tia/tia)